Jumat, 30 Mei 2014

Latian Dasar Kepemimpinan Siswa

,
      Kalau mengingat masa - masa SMA itu memang kagak bisa terlupakan. Seperti kata orang - orang, masa SMA itu masa - masa yang paling indah. Ya nggak kawan?. Saya bakal berbagi pengalaman pengalaman waktu SMA saya yang Insya Allah cukup kocak dan penuh kenangan. Sebelum masuk SMA, saya bersekolah di MTs YKUI Maskumambang (Pondok Pesantren) di Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik. Setelah lulus dari situ saya meminta orang tua saya agar saya bisa bersekolah di SMA Negeri. Orang tua saya mengabulkan permintaan saya, lalu menyekolahkan saya SMA 1 Sidayu, Gresik. Tepatnya di Kecamatan Sidayu, Gresik. Penuh perjuangan keras saya untuk masuk ke SMA. Kenapa saya ngomong seperti itu, karena saya pada waktu ujian masuk SMA, saya sudah berjuang dengan menggunakan enggrang kesana, maklum kaki saya patah habis kecelakaan di Lapangan sepak bola sekitar pada H - 1 bulan Ujian Nasional SMP/MTs. Tap saya nggak akan bercerita tentang itu, yang saya ceritakan adalah masa - masa SMA saya yang penuh dengan kenangan bagi saya. 

Depan Kelas XII IPA 1
      Pengumuman test masuk SMA. saya sangat tercengangkan di mata saya karena saya bisa di terima  di salah satu SMA Favorit di Kabupaten Gresik, di tambah saya juga di terima di Kelas RSBI nya (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional). Saya cukup bangga karena saya bisa mendepak ribuan siswa yang ikut test di sekolah itu. Yang saya pikirkan kenapa saya bisa masuk ke RSBI itu, padahal bahasa inggris saya nggak sebegitu pintar. Rumor - rumornya dulu, kalau sekolahnya berbahasa inggris dan buku - buku pelajarannya juga berbahasa inggris. Cukup mengerihkan bagi seorang seperti saya yang minim sekali pendidikan tentang bahasa inggris. Dari hal itu semua, mau nggak mau saya harus menjalaninya. Saya anggap woles saja secara fisik saya, tapi pikiran saya pusing memikirkannya. 

      Tak beberapa hari kemudian, saya masih ingat hari itu, hari senin dengan di antar sepupu saya untuk pergi ke sekolah baru saya. Untuk mengambil kain seragam sekolah dan buku pelajaran yang akan di ajarkan di sekolah nantinya. Cukup senang ketika memegang kain yang di berikan ke saya, di kasihkan langsung oleh Bapak yang mengurusi Tata Usaha (Saya Lupa namanya siapa), saya di kaih pengarahan masalah seragam yang akan di jahit sendiri. Kain ini di jahit berdasarkan gambar yang di berikan pula oleh bapaknya. Ribet banget ya?, memang. Nggak kayak di sekolah sebelumnya, beli langsung jadi saja. Maklum negeri sama swasta memang beda. katanya seperti itu. Setelah mengambil Kain Seragam, beranjak pergi ke Ruang kelas yang saya tempati. Ternyata saya dapat Ruang nomor satu yaitu Ruang kelas X-1. Jujur ruang kelasnya sangat strategis sekali, deket sama tempat parkir sepeda motor, Laboratorium FISIKA, KIMIA, BIOLOGI, dan yang pasti deket sama toilet. hehe. Di situ saya dan teman - teman baruku di kasih pengarahan masalah Pembelajaran dan Buku. Dengan di pimpin oleh Wali kelas saya yang baru, Beliau adalah guru Biologi, namanya Bu Yuni Rakhmawati, S.Pd, M.Pd. Wali kelas pertama saya adalah seorang cewek, karena sebelumnya adalah di MI dan MTs adalah cowok wali kelas saya, maklum Pondok Pesantren.
Tepi Bengawan Solo
Teman saya yang di MTs,yang di terimah di SMA 1 Sidayu ada 4, Saya, Lailatul Isti'anah, Muh. Rasyid Ridho (Teman sekelas di Mts), dan Kholid Rafsanjani (Teman satu kelas juga di MTs). Saya cukup bersyukurlah bisa melihat wajah-wajah mereka kembali di sekolah yang baru ini. Awalnya saya pikir hanya saya saja yang sekolah disini. Setelah dapat pengarahan, langsunglah kita sekelas di bagi buku - buku yang tebel nya minta ampun (Lebay Dikit), Buku pelajaran Biologi, Matematika, Fisika dan Kimia. Ke empat buku itu berbahasa inggris semua, tapi ada terjemahannya kok ke bahasa Indonesia (Kecil-kecil tulisannya). Di pengarahan itu, hati saya langsung Makjleb mendengar kalau, ke empat mata pelajaran inti ini Ujiannya dengan berbahasa Inggris. Ngenes banget, pikir saya. Dari situ memicuh semangat saya untuk belajar lebih giat. Soalnya teman-teman saya kebanyakan adalah lulusan negeri, saya sendiri agak minder awalnya, karena lulusan pondok pesantren. Benar - benar berbeda aturannya daripada di Pondok. Yang saya salut di sekolah ini adalah kedisiplinannya yang tinggi, terkenal dengan guru-guru yang di bilang Killer (Katanya seh).
Lapangan Basket

    Langsung saja, hari masuk Efektif pun tiba. Hari pertama masuk Upacara adalah hari yang paling mengesankan buat saya. Saya melihat dari sudut gerbang sana, banyak siswa-siswi (Senior) yang terlambat dan tidak di perbolehkan masuk untuk mengikuti Upacara. Benar - benar sangat disiplin sekolahan ini. Ketika upacara saya melakukan kesalahan besar, saya tepok - tepok tangan sendiri ketika ada senior yang mendapat penghargaan karena prestasinya. Saya lupa prestasinya apa waktu itu. Gara - gara tepok tangan itu, saya mendapat Bogeman dan tendangan dari seorang guru yang saya sendiri tidak kenal siapa guru itu. Sebenarnya bukan saya saja yang mendapatkannya, saya, dan teman saya Namanya Saifu dan Aank. kita bertiga yang menjadi sasaran Bogeman dari guru tersebut. Apesnya adalah Si saifu dan Aank waktu itu mengeles, sehingga tidak kenak bogeman itu. Hanya saya sendiri yang kena bogeman dan tendangan di rahang sisi kanan saya (kepala). Itu benar-benar kenangan dan gebrakan kedisplinan yang saya rasakan ketika awal masuk sekolah. Sampai sekarang benar-benar melekat di pikiran saya. Setelah Upacara selesai, kita bertiga (Saya, Aank, dan Saifu) langsung mencari guru itu di ruang kantornya. Dan kami meminta maaf atas kesalahan kami, hebatnya lagi beliau yang memukul saya malah balik meminta maaf kepada kita atas tindakannya yang keterlaluan sampai seperti itu. Saya masih ingat sekali kalau dia sambil menangis menasehati kita bertiga. Dan berjanji kalau tidak akan mengulangi lagi perbuatan itu. Nama beliau adalah Imam Arifin, S.Ag. Beliau adalah guru Agama Islam di Sekolahan saya. Beliau memang terkenal ke Killerannya. Wataknya keras, tapi bagi saya pribadi dia adalah guru yang baik dan pantas menjadi panutan. Sampai saat ini, saya masih bersilaturahmi dengan beliau, lewat facebook, dan kalau hari Raya saya dan teman - teman selalu bersilaturahmi ke rumahnya. Tapi sayang, kata beliau, beliau sudah di tidak mengajar di SMA Saya dulu. Sekarang beliau di tempatkan di Dinas Pendidikan Kota Gresik. Itu adalah hal paling mengesankan di awal pertama masuk menjadi seorang siswa SMA. 
Wajah masa SMA

      Awal MOS (Masa Orientasi Siswa ) dan LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa), disini ada hal yang mengesankan lagi. Pas MOS kenangannya nggak sebegitu terkesan sih. Tapi Pas LDKSnya yang berkesan. Pas LDKS itu kayak seperti Ospek pas awal jadi MABA. Jadi, sabtu sama minggu kita menginap di sekolahan. Tidurnya di Aula yang cukup besar. di LDKS itu, kita siswa/siswi baru mendapat pengarahan masalah seluk beluk di SMA maupun Organisasi di dalamnya. Yang mengesankan sebenarnya banyak, ada outbond di malam harinya, yang kata teman - teman itu harus melewati rintangan - rintangan yang di buat kakak senior. Dan perlihatkan hantu - hantuan yang di progreskan untuk menakuti peserta LDKS itu. Tapi saya tidak mengikutinya, karena kaki saya belum pulih betul. Saya ijin ke senior langsung lewat sepupu saya yang juga menjadi panitia LDKS itu. Hehe, enak kan (Nepotisme dikit). Yang benar - benar teringat di pikiran saya adalah, di malam LDKS saya hampir bertengkar dengan Siswa baru juga. Saya sampai mau di keroyok dan di hantam sama batu bata. Waktu itu kejadiannya di depan Mushola Sekolah. Nggak tahu masalahnya apa, kok tiba - tiba mau ngeroyok saya. Sampai sekarang saya nggak tahu masalahnya apa, tapi saya yakin pernah membuat mereka marah karena tindakanku. Tapi jujur saya nggak tahu apa yang saya lakukan sehingga mereka seperti. Akhirnya saya di lerai seorang teman saya sekelas, Aank namanya dan satu teman lagi, yang saya sendiri belum kenal dia siapa waktu itu, namanya Gibil. Berkat mereka berdua saya lepas dari pengeroyokan massa. Mereka mengancap bla - bla setelah di lerai itu, tapi saya tak menghiraukan. hehe. Yang saya takutkan hanya satu, kaki saya yang belum pulih betul. Setelah berjalannya waktu, kita pun berteman, mereka yang mau ngeroyok saya namanya adalah Agung, Shaiful Munir, dan Tepos (Nama Julukan, Nama Aslinya Ferdinata). Yang Agung sekarang sudah menikah, dan di karuniai 1 anak, Yang Munir nggak kuliah, dia meneruskan Usahanya orang tuanya. Dan yang Tepos ini dia masih sering berhubungan dengan saya, sesekali ngopi bareng di Surabaya. Dia Kuliah di PPNS (Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya), Mengambil jurusan Otomasi Perkapalan. Itulah yang mengesankan di antara yang mengesankan di awal jadi Siswa Baru di Sekolah saya yang baru. Benar-benar teringat sampai kapanpun. Ujung-ujungnya kita berteman (Musuh menjadi Saudara).






MH. Chifdzuddin
28 Mei 2014 Pukul 18.43 WIB
At Home. Jln. Brawijaya No. 51 RT 07 / RW 02 Gopa'an Sembunganyar Dukun Gresik


Minggu, 18 Mei 2014

Banggakan Orang Tua Mu

,
Orang tua bagi saya adalah Inspirator sejati saya. Nggak ada yang bisa nandingin di hidup saya pribadi. Mungkin kalian berfikir sama seperti saya. Coba kalian bayangkan pengorbanan - pengorbanan orang tua kepada kita, nggak bisa di hitung dengan jari jemari bukan?. Kalau di suruh membayangkan saya rasanya pengen menangis dan air mata berkaca - kaca. Beliau berdua adalah Superhero di kala saya kecil, walaupun saya tidak menyadari waktu itu. Saya menyadiri ketika sudah di tonggak kedewasaan seperti ini. Orang tua adalah sosok yang tidak pernah merasa mengeluh di hadapan kita, beliau mengusahakan dengan cara yang tak biasa untuk bisa menyenangkan hati kita. Coba kalian fikir, apa kalian pernah melihat orang tua mengeluh di hadapan kita. Jujur, saya belum pernah melihat sosok beliau mengeluh di hadapan saya.


Orang yang terdekat dengan saya ketika di luar rumah adalah Bapak saya, dan di dalam rumah adalah Ibu saya. Beliau berdua bagi saya adalah Motivator hebat, kalau di luar rumah Bapaklah motivator saya. Dan kalau saya di rumah Ibulah Motivator saya. Banyak nasehat - nasehat yang terlontar dari mulutnya yang

Sosok Bapak bagi saya.
Setiap saya bersamanya Nasehat - nasehat yang mengingatkan saya selalu terlontar. Dan itu saya cermati betul perkataannya. Yang paling sering Bapak nasehatkan kepada saya adalah masalah Ibadah sholat 5 waktu. Di setiap saya dengan beliau, selalu di tanya masalah sholat, tapi kenapa saya mengabaikan itu semua?. Saya ingat betul kata beliau yang saya artikan ke bahasa Indonesia "Jangan meninggalkan sholat, rugi besar kamu kalau meninggalkan sholat, Murid Bapak yang mendengarkan nasehat Bapak masalah sholat, itu sukses hidupnya". Apa yang di katakan itu memang benar sekali dan terjadi. Setiap Hari Raya Idul Fitri murid yang di katakan itu selalu ke rumah buat silahturahmi ke Bapak saya. Dan kesuksesannya itu di ceritakan ke Bapak saya.  Tapi kenapa dengan itu semua saya belum bisa terketuk pintu hati saya. Saya terkadang masih mengabaikan waktu sholat. Sengaja saya molor - molorkan karena kesibukan duniawi. Padahal itu jelas - jelas terbukti kebenaranya. Saya juga masih sangat ingat perkataan beliau yang menjanjikan saya, kalau sebelum kuliah saya sudah dapat perkerjaan. Kata beliau seperti ini "Sholat yang tekun dan sholat malam jangan tinggalkan, Bapak yakin kalau kamu mengerjakan itu semua kamu akan mendapat pekerjaan itu mudah, bahkan sebelum lulus kuliah kamu sudah keterima kerja. Kalau belum kerja sebelum lulus potong jari jemari bapak", Sampai seperti itu beliau berkata kepada saya dengan lantangnya. Saya merinding dan berkaca-kaca mendengarkan nasehat Bapak yang seperti itu kepada saya. Lagi - lagi saya yang benar - benar bandel, banyak sekali nasehat - nasehat Beliau yang di sampaikan kepada saya. Dan itu beberapa perkataannya yang sangat-sangat melekat di hati saya. Saya ingin membuktikan itu semua kepada Bapak saya. Jujur saja, saya adalah anak yang paling terdekat dengan Bapak saya. Kalau dia kerepotan masalah pekerjaannya, dia selalu menelepon saya dan menyuruh ke tempat beliau berada untuk bisa membantu menyelesaikan pekerjaannya. Dan tak itu juga, kalau ada acara-acaranya yang tempatnya di luar kota beliau selalu mengajak saya untuk menemaninya.

Jujur, di kontak handphone saya, nomor handphonenya Bapak saya, saya kasih nama "My Hero". Nggak tahu kenapa, secara tak sadar saya kasih nama tersebut. Beliau bagi saya adalah benar-benar pahlawan di kehidupan saya. Banyak hal yang patut di tiru dari beliau, semangatnya dalam menafkahi keluarganya dengan kerja keras. Terkadang saya merasa berdosa besar, apabila menolak perintahnya. Pernah waktu itu di rumah, saya di suruh menggantikan jaga di kantornya di Gresik. Saya agak berat soalnya kalau menggantikan jaga beliau disana. Banyak tekanan dari teman-teman kerjanya. Omongan-omongan yang tak patut di ucapkan dan sikap yang tak patut di pertunjukan kepada saya. Saya merasa tekanan itu terlalu merendahkan saya pribadi. Alasan kenapa saya menggantikan Bapak saya ada beberapa alasan yang sangat-sangat bisa di terima. Diantaranya sakit diabetesnya Kambuh (Naik-Turun kadar gulanya), Keperluan keluarga, misalnya hajadan keluarga, dan benturan jadwal dengan pekerjaannya yang lain. Dengan terpaksa dan raut wajah yang kecewa saya tampakan di hadapan Bapak saya.

Saya merasa bersalah dan berdosa besar dengan menampilkan raut wajah yang sedemikian rupah, di perjalanan saya selalu berfikir dan merasa bersalah. Dengan modal "Perjuangan My Hero", saya hilangkan semua belenggu yang saya takutkan, tekanan dari teman kerja bapak saya. Tekanan itu saya jadikan nilai belajar saya di dalam dunia kerja. Saya berkeyakinan kalau di dunia kerja saya nanti, tekanannya jauh berat dari itu semua.




MH. Chifdzuddin
18 Mei 2014 Pukul 14.16 WIB
Kost Perum IKIP A 165 & Kantin FTSP UPN "Veteran" Jawa Timur, Wanet Yofie Net depan Kampus UPN "Veteran" Jawa Timur. .

Kamis, 23 Januari 2014

Hadiah Terindah di Bumi Bromo.

,
Waktu itu kita nongkrong di tempat biasa, ya dimana lagi kalau bukan di Angkringan depan kampus kita. Saya, Lek Baim, Said, Addin, dan Muthia itulah kami pelaku sejarah yang mencetuskan untuk liburan ke Gn. Bromo. Dari pembicaraan itu yang paling antusias adalah saya dan  Said, kenapa demikian? saya yakin kalian pasti tahu jawabanya. Iya, itu jawabannya. Saya dan Said belum pernah ke Gn. Bromo. Said sendiri sebagai anak rantau dari Ambon, pulau Maluku sana. Sebenarnya yang mengusulkan buat kesana adalah saya, dan Said pun sangat mendukung saya. Saya ngiri dengan teman-teman kuliah maupun SMA yang memajang foto - fotonya di Bromo. Baik di akun facebook maupun twitternya, yang terpampang jelas dengan pose alay dengan background Gn. Bromo (Ngomong dalam hati: Shit). Ada kesempatan datang, saya langsung sergap, makanya saya mengusulkan untuk pergi ke Bromo. Awalnya ada dua kunjungan, pertama ke Gn. Bromo dan selanjutnya ke Air terjun Madakaripura. Tapi ke Air Terjun Mardakaripuranya nggak jadi. Pengen tahu alasannya, baca dulu dong sampai selesai. Semangat.

15 November waktu yang kita pilih buat pergi ke Gn. Bromo. Dari situ kita promo ke teman-teman yang lain. Lewat akun twitter saya, ternyata teman-teman kuliah saya menanggapinya dengan antusias. Di tengah perjalanan menuju tanggal 15 November itu, teman kami Muthia mengundurkan diri, tahu kenapa? karena tidak di ijinkan oleh Bunda tercintanya. Dan yang paling kasian adalah mas Addin. kalian pasti tahu alasannya. Dan yang paling bahagia adalah saya sendiri, karena bisa mengajak someone ke Bromo. hehe Padahal dia rabu malamnya baru pulang dari Semarang, dari acara Beswan Djarumnya. Tak paksa sedikitlah buat ikut, walaupun saya tahu dia masih ngerasa kecapekan. Dan akhirnya dia mau. Bromo broo..!! Masak moment baik ini nggak bisa di jalani berdua (Cowok yang jahat banget kan saya). Pikir saya.  H-1 pemberangkatan total yang ikut ada 12 anak. Mereka adalah Saya mhc, Nita (Pacar saya), Addin, Bang Baim, Said, Alista, Ichsan, Pipit, Angga, Fajar, temannya Fajar (Lupa namanya "Cewek"), dan temannya Addin dari Komunitas Vespa.
Potret Kami. Di belakangnya tuh Kawa Bromo. 

Potret kami: Nyengir

Jum'at malam kami pilih buat berangkat munuju Gn. Bromo. Saya mengirimi pesan ke teman-teman, kalau kita akan ngumpul dulu untuk mengisi amunisi di tempat biasa (Angkringan depan kampus). Jam 8 malam tepat harus berada di angkringan. Setelah jam 8 tepat yang berkumpul hanya Saya, Bang Baim, Nita dan Said. Inilah calon generasi penerus bangsa, membiasakan jam karet. Setelah jam 9 tepat barulah komplit formasi kita, ke sebelas anak berkumpul. Sendah gurau kita omongkan (Banyak omongan-omongan nggak jelas sih. hehe). Jam 9.30 tepat kita berangkat dari pijakan kita, yaitu Angkringan. Tak lupa kami panjatkan doa bersama - sama agar di perjalanan yang jauh ini tidak mendapat kendala yang berarti, berdoalah kita dengan di pimpin oleh mas Said. Iring-iringan motor kita dengan start paling depan adalah Bang Baim. Tak lupa juga teman - teman saya Intruksikan buat mengendarainya tidak cepat-cepat, karena waktu kita di jalan masih panjang. Saya sendiri berada tengah, dan yang paling belakang adalah Addin. 

Sampailah kita di kota Delta Mania (Julukan Suporter team sepak bola kebanggaan kota Sidoarjo). di situ hujan mulai rintik-rintik turun, tepatnya di Alun-alun Sidoarjo. Kita pun terus melaju terus tanpa memikirkan hujan kecil mungil itu. Setelah 2 jam berjalanan sampailah kita di Kota pasuruan, Hujan berhenti ketika kamu datang. Kita hanya di sugui jalanan yang licin dan lalu lalang Truk-truk besar. Jujur kalau benar-benar tidak waspada Taruanya adalah.... Ah.. sudahlah. Hujan pun akhirnya mengguyur kita di Kota Pasuruan, tepatnya saya lupa dimana. Pokoknya rombangan kami berhenti di depan Toko Ritel. Tau nggak toko ritel itu apa?. Iya itu jawabannya. Alfamart jawabanya. di situ kita berteduh kurang lebih selama 3 Jam. Alfamart pun kami grebek, dengan membeli bermacam-macam minuman dan makanan. Saya melonngoh sejenak ketika di sebelah Alfamart ada toko sejenis, dialah Indomaret. Berhubung tempat parkir sepeda lebih dekat dengan Alfamart, kita lebih memilihnya. Yang saya salut adalah keduanya walaupun bersaing, tapi bersaing secara sehat. Dimana ada Alfamart pasti ada Indomaret. Rasa - rasanya mereka adalah saudara yang di tukar (Kayak Sinetron). 

Setelah 3 jam lebih kita menunggu, hujan pun mau berhenti. Kita pun memutuskan untuk memaksakan berangkat. Pikir teman-teman "Takut telat sama yang namanya Sunrise di Bromo". Akhirnya pun kita sematkan Jas hujan yang kita bawah masing - masing. Tak lupa juga kita lepaskan sepatu yang kit pakai. Takutnya basah di perjalanan. Iring - iringan motor kami pun, lagi - lagi di temani Truk - truk besar yang tak tahu isinya itu apa. Maklum ini kan jalanan Pantura menuju Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Setelah beberapa jam, sampailah kita di perbatasan Pasuruan dan Probolinggo. Tepatnya di Kecamatan Nguling. Di Kecamatan Nguling kami sudah di tunggu temannya Addin. Teman Komunitas Vespanya yang dia ikuti. Ketika sampai di rumahnya kita di sambut bak seorang raja. Benar - benar sangat di Istimewakan. Serasa teman lama yang sudah lama tak berjumpa. Padahal baru kenal waktu itu. Kita di sugui semoci teh dan kopi hangat yang benar-benar nikmat. Saya lebih memilih kopinya, biar nggak ngantuk di perjalanan. Maklum Jarum jam sudah mengarah ke nomor dua. Setelah beberapa menit pun kita berangkat dari rumah temannya Addin. Kalau waktunya sudah nggak mepet, kita sangat antusias di ajak buat mengobrol berjam-jam. Bener-bener bersahabat, walaupun kenal hanya beberapa menit. Kita pun berangkat dan masuklah kita di Kabupaten Probolinggo. beberapa menit kemudian, sampailah kita di pertigaan, kalau lurus itu mengarah ke Jember, Banyuwangi, dan Bali dan kami memilih belok kanan karena menuju ke Gn Bromo yang menjadi tujuan utama kita.

Perjalanan yang begitu menyeramkan, gelap gulita, yang saya lihat hanya lampu kecil rumah warga dari jauh kita mengendarai. kanan kiri pun tidak sebegitu jelas terlihat. Tapi inilah perjalanan yang kita pilih untuk samapai di Gn. Bromo. Hawa dingin mulai sangat - sangat terasa di sekujur badan saya, terutama kaki dan tangan. Benar - benar hawa Gn. Bromo menyambut kedatangan kita berdua belas ini. Syukur Alhamsulillah saya panjatkan kepada sang pecipta dan berdoa pula agar tidak terjadi apa - apa di perjalanan menuju Gn. Bromo. jalanan yang licin, berkelok - kelok dan naik turun. Benar - benar perjalan yang tak terlupakan yang kita lewati itu. Sampailah kita di Pertigaan Air Terjun Madakaripura, kita pun lurus saja dengan jalan yang sangat - sangat menanjak. Sampai - sampai motor teman saya nggak kuat untuk melaluinya. Saya dan fajar lebih dulu berada di depan, karena motor kita tidak ada kendala sedikitpun. Maklum motor saya dan fajar motor cowok, makanya kuat di tanjakan. Tak lama kemudian sampailah kita di Pom Bensin terakhir di area Gn. Bromo. Kita lepas jas hujan yang kita pakai, dan di gantilah dengan sepatu. Hawa yang begitu dingin membuat saya sering bolak - balik kamar mandi, benar-benar mengalahkan hawa di Malang dan Puncak Gn. Penggungan.

Waktu menunjukan pukul 3 pagi, mata sembab, ngantuk, capek berpacu dengan semangat kita yang ingin menikmati Sunrise di Bromo. Sehabis, Istirahat, Ke kamar mandi, ngisi bensin kita pun langsung Go ke Gn. Bromo. Dengan di temani Jepp yang begitu semangat menaiki jalanan yang licin itu. Lalu lalang Jepp sangat membuat kita kerepotan, nggak mengalah sama kita yang hanya mengendarai roda dua. Jujur ini perjalanan yang tak terlupakan, mengandarai motor dengan tanjakan yang super duper curam. Terkadang kanan itu Jurang, dan terkadang kiri pun jurang. Cukup menakutkan untuk pengendara yang sedang capek, dan ngantuk ini. Lagi-lagi taruhannya adalah.... Ah.. sudahlah. Tapi saya yakin, semua akan terbayarkan setelah kita sampai disana (Gn. Bromo). Pikirku ketika Saya, Ichsan dan fajar sampai di pintu masuk Wisata Gn. Bromo "Saya yang mengendarai motor cowok saja kerepotan untuk mengendalikan, bagaimana teman-teman saya yang memakai motor matic dan bebek", Kasian banget mereka. Saya, Ichsan dan Fajar pun menunggu mereka yang masih pilu dengan motor. Menunggu kabar dan cerita dari mereka bagaimana keadaannya tadi. Ternyata dugaan ku benar Bang Baim, Angga, dan Addin sempat Menuntun sepedanya yang nggak kuat lagi mengarungi jalanan menanjak. Untung mereka nggak apa-apa, cuma nafas yang kencang dari hidungnya. Sialnya lagi harga tiketnya naik, kata bang baim. Saya, Ichsan, dan Fajar yang nggak tahu harga tiket awalnya, mengiyakan saja. tanpa negosiasi - negosiasi kecil yang di lakukan Bang Baim. Pikirku Ya sudahlah....

Bumi Bromo

Kita pun istirahat sebentar menunggu redahnya rasa capek teman-teman yang habis menuntun sepeda tadi. Tapi hawa semakin dingin, sampai-sampai terasa di tulang. Benar - benar kayak masuk ke dalam kulkas. Kita pun melanjutkan perjalanan, semakin kita berhenti beraktifitas, semakin kedinginan badan kita. Makanya kita melanjutkan perjalanan. Lagi kita di suguhi pemandangan tebing yang begitu memukau mata dan juga jalanan yang begitu menanjak. Pikir saya sedikit lagi nyampek di Gn. Bromo, ehh ternyata masih panjang perjalanannya. Setelah setengah jam perjalanan, sampailah kita di hamparan pasir yang luas, gelap, dan kabut yang sangat mengganggu penglihatan kita. Karena kabut yang tebal sekal, jarak pandang kita hanya 1 - 4 meter saja. Hanya lampu motor yang dapat meneranginya. Kita mengikuti arah jeep di belakangnya, karena kita yakin itu jalan yang benar. Tibahlah kita di suatu tempat, di depan tebing yang menjulang tinggi, yang saya herankan, ada orang berjualan di situ. Wah. mumpung kabanyakan teman-teman laper, mampirlah kita. Kata bapak yang berjualan, ternyata di atas tebing sanalah tempat kita meihat sunrise yang paling bagus di Gn. Bromo. Karena melihat tebingnya yang begitu menanjak, kitapun mengurungkan niat buat pergi ke atas tebing sana. Karena kita tahu, motor sebagian tema-teman kita nggak kuat dengan jalanan yang begitu menanjak itu. Kita putuskan untuk menetap di tempat jualan, sembari menunggu datangnya fajar tiba (Matahari terbit). Teh dan mie gelas yang kita pilih buat menghangatkan badan dan mengurangi rasa lapar. Ada teman kita yang istirahat dan tidur sejenak, mungkin dia merasakan kelelahan yang sangat hebat, Maklum perjalanan jauh dan tanpa tidur sama sekali..

Matahari pun terbit, kita pun bergegas bangkit dari keterpurukan kita dari kedinginann yang menderah ini. Tahu nggak apa yang kita lakukan setelah mulai terang bumi ini?, Iya itu jawabannya. Kita pun langsung mengabadikan moment kita di Gn. Bromo ini. Bagi saya ini adalah kado terindah saya di Ulang tahun saya yang ke 21 tahun bisa berdiri di bumi Bromo (Saya sudah tua banget ya?), sembari berbicara di dalam hati. Saya berucap banyak terima kasih kepada Allah SWT, tuhan saya, dan teman-teman saya yang bersama saya di bumi Bromo ini, dan tak lupa juga terima kasih banyak buat si dia yang mau menyempatkan waktunya buat menemani saya pergi ke Bromo.

Kita pun sepakat untuk pergi ke kawa Bromo, sekitar pukul 7 pagi kabut mulai hilang dan keagungan sang pencipta pun terlihat. Dengan semangat kita menaiki sepeda motor dan bergegas ke Kawa Bromo. Ternyata rame juga pengunjungnya, maklum musim liburan waktu itu. Bukan liburan kuliah, tapi liburan sekolah. Jeep terlihat berjejer - jejer di depan kuil (tempat peribadatan Masyarakat Bromo). Terlihat dari bawa pula, saya menongok ke tangga kawa yang jauh disana, orang-orang yang antri menaiki seperti semut yang berurutan jalannya. Tidak hanya wisatawan Domestik, Wisatawan mancanegara pun sangatlah banyak. Tak hanya itu, Ada juga Ojek kuda (Saya menyebutnya seperti itu), mereka mengangkut turis - turis mancanegara dan Wisatawan domestik antara 30 - 100 ribu (Naik dan Turun). Pas saya tanya ke bapak yang menyediakan jasa Ojek kuda, kalau wisata Mancanegara di tarif 70 ribu - 100 ribu dan wisata domestik di bandrol di bawah 70 ribu. Tergantung cara menawarnya juga, Makanya pintar - pintar menawar kalau naik Ojek Kuda. Kemarin saya di tawari 40 ribu, tapi saya nggak mau. Mending jalan kaki sehat. haha. Ojek Kuda hanya mengantar sampai tangga kawa, selebihnya kalian Usaha ke sana sendiri. hehe. Melihat kanan kiri banyak orang jualan jajan - jajan, oleh - oleh khas bromo (Koas), Bunga Abadi, dan lain sebagainya. Ketika di tangga saya benar - benar merasakan seperti bebek yang ngantri buat masuk kandangnya (Rumah Tinggalnya), benar-benar harus jalan berurutan secara pelan-pelan. Kalau saya hitung setiap naik satu anak tangga itu bisa 3 - 7 detikan, coba kalian bayangkan ramenya kayak apa. Tapi menurut saya itu, Hikmahnya ada. Kenapa saya ngomong seperti itu?, ya karena bisa mengurangi rasa capek, dari pada buru-buru, pasti nafas ini bengek. (Kembang kempis ini nafas) hahaha. Pokoknya Amazing bangetlah. So, kalian pembaca harus coba.

Kurang lebih setengah jam perjalanan dari bawah tangga kawa sampai ke atas kawa. Kanan kiri rame banget manusia, semuanya berjubel kayak mau ngantri ngambil sembako. Yang saya rasakan adalah Senang dan takut, kenapa? Senang karena melihat ke indahan bromo dan puncak kawa dan takut karena jujur saya takut ketinggihan, lebay pokoknya kalau berada di ketinggihan. Pengen foto di background kawa saja sampai antri dulu, bayangkan ramenya kayak apa. Oiyah saya juga berfikir aneh - aneh yang negatif, kalau kawa ini bakal longsor. hehe. kenapa coba?, dengan banyaknya orang di atas ituloh, pembatas kawa bisa menopang banyaknya pengunjung. Bagi saya itu menakutkan, karena takut longsor. Hanya setengah jam saya disitu, sebenernya teman-teman pengen berlama-lama di atas sana, tapi karena saya yang penakut ini, akhirnya kita pun turun. Lagi-lagi kita harus antri ketika menuruni anak tangga. Waktu itu di depan saya adalah turis asing yang saya nggak tahu mereka ngomong apa. Maklum kita beda spesies.

Ini Jepretannya di Gn. Bromo (Bukti Sejarah) :-D :

Bersama si dia. :-)

Dari Kiri: Angga, Ichsan, Baim, Saya, dan Addin



Mau naik ke ke Kawa Bromo
Saat menaiki tangga menuju Kawa

Inilah kawanyanya, setelah menaiki tangga dengan
 perjuangan ekstra. :-)

Inilah Kawanya. Sangat menakutkan. :-)
Menuruni tangga kawa Bromo.
Mending turun dari pada naik. Iya apa iya
?


Saat di atas puncak Kawa, Background Gn. Bromo

Inilah panjang tangganya. Kurang tahu berapa
banyak tangganya. Ratusan anak tangga yang saya rasakan. 
Bener-benar melelahkan untuk orang sebesar saya. :-D

Sampailah kami di bawah dan kami sudah di tunggu oleh teman kita yang lain, Fajar dan Bang baim menunggu di bawah. Mereka berdua nggak ke atas kawah karena kecapekan dan juga karena mereka sudah pernah ke atas kawa sana. Mereka berdua menunggu di bawah dan tidur dengan karpet kecil yang mereka bawah. Rasa Lapar mengalahkan ke indahan panoramo Bumi Bromo, berlama-lama disini tak mengenal waktu. Sekitar pukul 10 pagi kita bergegas balik dan pergi meninggalkan kawa Bromo. Karcis pun kami bayar, seharga 5 ribu rupiah yang bagi saya itu mahal. Tapi mau gimana lagi, Ya sudahlah. haha. beriringan motor kami meninggalkan kenangan yang mungkin menjadi bahan cerita kami nanti, itulah Bumi Bromo.

Rasa lapar mulai terasa, kita pun mencari tempat makan yang murah muriah. dapatlah kita sebuag depot makan di dekan Gapura pintu masuk wisata Gn. Bromo. Tampak lemas, letih, dan lesu di raut wajah teman. Pesanlah kami dengan menu makanan yang berbeda-beda, ada yang pesan Rawon, Nasi Pecel, Nasi Lalap Ayam, Mie Goreng, Nasi Kare, dan Pecel lele. Hehehe. Saya masih ingat betul, karena saya yang memesankan itu semua. Di tengah menunggunya Asumpan gizi itu, kita akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan wisata lagi. Yang awalnya pergi ke dua tempat, yaitu di Gn. Bromo dan Air Terjun Madakaripura menjadi Gn. Bromo saja. Alasan pertama karena teman - teman sudah merasakan kelelahan, terutama teman cewek. Mereka menolak mentah - mentah karena kecapekan. Kita kaum Adam memaklumi itu semua, jujur saya kecewa berat. Tapi mau gimana lagi. Akhirnya kami memutuskan untuk langsung pulang ke Surabaya, tak lupa kami di perjalanan meminta untuk singgah di Masjid untuk sekedar membersihkan badan kita. Tapi temannya Addin malah melarang, temannya menyuruh kita untuk langsung ke rumahnya saja buat bersih - bersih dan beristirahat. Kita pun mengiyakan dan lekas pergi ke rumahnya yang ada di Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan (Perbatasan Probolinggo dan Pasuruan).



Capek dan Ngantuk menemani perrjalanan pulang kami, di tambah iringan rintik-rintik hujan yang penuh dengan romanstisme. hehe. Kanan kiri terlihat pemandangan yang sangat-sangat indah ciptaan sang Maha Kuasa. Jalan licin juga menemani kita menikmati kelak - keloknya menuruni jalan. Yang tadinya ngantuk, menjadi benar-benar mata ini mengangah, berkonsentrasi dengan medan jalan. Bener - benar mengesankan, sesekali kita harus berhenti karena harus mengalah dengan mobil angkutan desa. Kalau nggak gitu kita yang akan terhantam kendaraan besar itu. Hamparan pertanian saya saksikan sesekali, melihat kanan kiri banyak sekali tanaman sayur mayur yang begitu segar di pandang. Rasa-rasanya pengen tak bawah pulang ke kota Gresik, biar di masak Ibu saya. Maklum, saya pecinta sayur mayur apapun, kecuali sayur mayur yang baru tahu (Tak asing di mata saya). 

Siang, sekitar pukul 12.30 WIB tibalah kami di rumah temannya Addin. Kita di sambut ramah dengan orang tua temannya Addin. Maaf ya pembaca sebelumnya, jujur saya lupa namanya temennya Addin. Makany saya bilang "Temennya Addin" saja. hehe. Kami pun di persilahkan istirahat, dan mandi. Bergantiahan mandi, Cewek-cewk di persilahkan untuk mandi duluan dan cowok belakangan. Ladies First bro.. Iya apa iya?. Saya menjadi nomor urut ke dua setelah temannya Addin mandi. Benar - benar rasanya air pegunungan itu masih terasa, walaupun sudah jauh dari pegunungan, segar sekali airnya. Saya lama-lamakan mandinya, menikmati segarnya mandi. Hahaha. Rasanya di bilang dingin banget ya nggak, di bilang biasa ya nggak, pokoknya pas bangetlah takaran rasa dinginnya. Setelah selesai keberuntugan itu singgah, keluar kamar mandi ehh.. sudah di sambut hidangan Makan siang yang di sediakan tuan rumah. Benar - benar beruntung sekali saya ini. Rawon hidangan utamanya. hahaha. bikin ngiler pokoknya. Setelah memakai pakaian ganti, merapatlah saya bersama teman - teman buat makan siang. 

Musuh saya datang setelah makan itu, di tambah hawa yang dingin - dingin gimana gitu. Siapa dia? Kalian pasti tahu, ini musuh kalian juga. "Ngantuk" Jawabannya. hehehe. Dan yang kalah adalah teman - teman saya, sehabis makan langsung tidur. Saya seh nggak tidur, saya mengalahkan musuh itu dengan jalan - jalan di halaman rumah temanya Addin. Setelah jalan - jalan nganter si dia buat makan keluar. Dia nggak mau makan karena hidangannya sudah habis, dari sinilah kalau makan sama cowok itu malu-malu in. Mending makan sama cewek kan kalau mertamu ke rumah orang. hehe. Saya antar dia ke jalan besar (Jalanan Pantura), dia pilihlah sebuah warung sederhana. Warung Rawon Nguling, Rawon yang khas di daerah Nguling sini. Tapi saya nggak makan, hanya dia yang makan. Masak makan lagi saya, kan sudah makan tadi di rumah tuan rumah. Saya hanya minum secangkir kopi, biar fress ini mata. Setelah selesai kembalilah saya ke rumah temannya Addin tadi,  ehh... nyampek-nyempek teman-teman sudah berkemas buat balik. Dengan gerak cepat saya mengambil barang bawahan saya. Pamitlah kita ke tuan rumah. Mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada kawan baru yang sudah rela menyediakan tempat Istirahat buat kita. Sekitar pukul 3 sore kita beranjak dari rumah temannya Addin.

Itu adalah Hadiah Ulang tahun terindah buat saya, bisa berada di Bumi Bromo, di Kabupaten Probolinggo. Di samping itu bisa di temani kebersamaan teman - teman Kuliah dan juga di temani si dia. hehehe. Thanks buat Mereka yang benar - benar bisa membahagiakan saya. SIPIL SUPER SOLID.


MH. Chifdzuddin
28 Januari 2014 Pukul 18.05 WIB
Kost Perum IKIP A 165 & Kantin FTSP UPN "Veteran" Jawa Timur.




Sabtu, 18 Januari 2014

Cerita Indah di Kota Malang: Pantai Bajol Mati, Unggapan dan Goa Cina.

,
        Waktu itu, beberapa minggu saya sebelum UAS (Ujian Akhir Semester). Saya dan teman Dekat sewaktu SMA. Mereka bernama Billy (Muhammad Billy Rahman dan Vivi (Qurrotus Shofiah). Sebelumnya, saya perkenalkan dulu teman saya yang dua ini.  Muhammad Billy Rahman, dia seorang Mahasiswa juga seperti saya. Dia kuliah di PPNS (Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya) Billy mengambil Jurusan Teknik Otomasi Kapal, ganteng loh, kayak Vidi Aldiano. Katanya sih.. Dan teman saya yang kedua, dia kuliah di ITS (Intitute Teknologi Sepuluh November), Surabaya dengan jurusan yang sama seperti saya, yaitu Teknik Sipil. (Hidup Sipil: Ngomong sama tembok). Kami bertiga merencanakan untuk jalan - jalan ke Malang.  3 Minggu setelah pemberangkatan kita rencakan itu. Setelah kami bertiga Deal, kita langsung menghubungi teman - teman kita yang di Malang. Dan mereka meng-iya-kan ajakan kami. Katanya dengan senang hati. Awalnya kita nggak bertiga ingin berangkat, kami mengajak teman saya yang Kuliah di UNUSA (Dulunya Stikes Yarsis, sekarang ganti UNUSA. Padahal bagusan Yarsis namanya. hehe peace) Jurusan Keparawatan. Namanya Irma Nur Laili, panggilanya Irma dan teman saya yang kedua kuliah di UNESA, Anak Sastra Inggris Loe, namanya Faridah. Mereka berdua nggak bisa gabung di karenakan tugas kampus yang menderahnya. Katanya gitu seh.. Makanya kita berangkat cuma bertiga saja.

Cerita Indah itu di Kota Malang: Potret ke 6 teman itu.
      Jum'at malam waktu yang kita pilih buat berangkat dari Surabaya. Billy teman saya, menjemput saya di Markas saya yang berada di Perum IKIP A165. Sebelum berangkat Billy saya ajak mengisi amunisi dulu, apalagi kalau bukan yang namanya ngopi. Seperti biasanya di Angkringan depan kampus saya. Sekitar pukul 8 kita berangkat ke Sidoarjo. Kita berdua sudah di tunggu Vivi disana. Dia di rumah teman kuliahnya di daerah Porong, Sidoarjo. Setelah sampai di Porong, kami  buat jengkel menunggu cukup lama. Sampai - sampai saya tertidur di pangkuan kursi panjang di Warung yang entah milik siapa. Tepatnya kami berdua menunggu di depan sebuah bangunan Milik TNI Angkatan darat. Lupa saya namanya. hehe. Sekitar 1 sampai 1 setengah jam kita menunggu si anak kecil itu. Datanglah dia dengan muka yang ceria, (senyum-senyum nggak jelas) setelah melihat Saya dan Billy yang menunggunya sekian lama. Tanpa basa - basi kita langsung bergegas menaiki sepeda motor dan langsung jalan. Vivi naik di pangkuan si Billy.  

        Perjalanan kami kurang lebih dua jam lebih. Setelah sampai di Kota Apel ini kami bertiga berhenti di Fly Over Arjosari. Disitu kamu menunggu jemputan teman kami, Muhammad Hisyam Fairuz namanya. Dia kuliah di Universitas Brawijaya, mengambil Jurusan Teknik Industri. Tak lama kami menunggunya, datanglah di hadapan kami. Kami pun bersalaman secara mesra dan membabi buta, setelah lumayan lama kita nggak bertemu (Alay). Hahaha. Di ajaklah kami ke kontrakannya yang tak jauh dari Fly Over tersebut. Cuma mengambil barang doang ke kontrakan. Setelah itu kami menuju ke kost-kos.an-nya Hilyatul Afkar. Dia sama dengan Hisyam, Kuliah di Universitas Brawijaya Jurusan Teknik Industri Juga. Kita sudah di tunggu sama Hilya di persinggahannya. Rencananya sih kita berlima bertolak Ke Alun-alun Batu, buat menikmati Ketan susu yang sangat terkenal itu. Bondan Winarno di kabarkan pernah singgah di sana menikmati nikmatnya ketan susu. Sekitar jam setengah 12 kita sampai di Alun-alun Batu. Ternyata rame juga yang nongkrong di Ketan susu tersebut, Yang pasti anak-anak mudah yang menyesaki Warunng Ketan Susu. Setelah saya merasakan, enak juga rasanya. Mungkin yang nggak enak bagi saya adalah Harganya. Ya kalau menurut saya sih di atas ambang Uang saya. Perporsinya 6 ribu sampai 10 ribu. Maklum Mahasiswa. hehe. Sampailah di pukul 02.00 Pagi. kami bergegas pulang ke tempat istirahat, saya dan billy tidur di kontakannya Hisyam, sedangkan vivi tidur di kosannya Hilya. Banyak hal yang kami omongkan di tempat ketan susu tadi, ngobrol sampai berjam-jam. Dari obrolan itu, saya dan teman - teman sepakat ke Pantai Selatan, Malang (Walaupun saya sudah pernah kesitu). 

           Pagi sekitar pukul 8 saya, Billy, dan Hisyam bertolak ke Kostnya Hilyah, lagi - lagi kami di buat menunggu setelah sampai disana. Maklum cewek. Ya nggak?. Waktu sarapan pun tiba, Selaku tuan rumah, hisyam dan Hilya mengajak kami ke tempat langganannya makan (Nasi Pecel). Nasinya Pecelnya se Lumayan, Tapi enak. Hahaha. Setelah selesai, kita bergegas ke Kos annya Lailatul Muniroh. Menjemputnya dan mengajak Jalan-jalan, Maklum, katanya dia jarang jalan-jalan kalau di malang. Alasannya nggak ada Motor, Tapi itu memang alasan yang benar. haha. Sebelumnya saya perkenalkan, Namanya Lailatul Muniroh, dia juga kuliah di Universitas Brawijaya, sama dengan Hilya dan Hisyam. Bedanya Muni (Nama Panggilannya) ini mengambil Jurusan Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universtas Brawijaya. Tak lama kemudian dapat kabar juga dari 1 teman kita yang bisa bergabung buat jalan-jalan. katanya dia akan menyusul kita. Namanya Muhammad Yasin, Mantannya si Muni tadi itu. hehe. Dia juga kuliah di Universitas Brawijaya Jurusan Perhutanan (Anak Rimba). Haha.

       Jarum Jam pukul 10.00 tepat, kami akhirnya berangkat dari Kost - kost anya Lailatul Muniroh. Perjalanan yang cukup panjang dan cukup melelahkan. 2 setengah Jam lebih kita di perjalanlan. Dengan jalan yang berkelok-kelok menaiki bukit, menuruni bukit. Sungguh Indah ciptaan Allah SWT. Itu yang terbersit di pikiran saya. 2 jam lebih itu berlalu, sampailah kami di Pantai Unggapan (Tempat pertama kami singgah). Muka Capek pun berubah menjadi Muka yang sumringah (Muka Senyum). Di pantai Unggapan kita cuman numbang ke Toilet, kenapa? karena itu bukan tujuan kami. Tujuan utama kami adalah ke pantai Goa Cina. Tapi pantai Unggapan benar-benar indah, belum banyak orang yang ke situ. Pantainya yang berwarna hijau dengan pasir putih yang indah. Kami sempat mengabadikan Moment di pantai Unggapan, walaupun hanya di depannya saja. hehe. Tak lama kemudian datanglah teman kami Muhammad Yasin bersama teman MABAnya (Mahasiswa Baru), dengan membawa kamera DSLR Canon. hehe. Ini yang kita tunggu-tunggu (Kameranya). 

Depan: Potret Pantai Unggapan, Malang

       Setelah asyik berfoto-foto di Pantai Unggapan, kamu mencari background lagi. Di Jembatan yang bagus desainya dan dari situ bisa melihat indahnya Pantai Unggapan yang airnya berwarna hijau. Nama jembatannya adalah Jembatan Pantai Bajol Mati. Kenapa di namakan demikian, Mungkin karena ada pantai yang namanya Pantai Bajol Mati. Pantai ini di sebelah pantai Unggapan. kurang lebih 300 meteran dari pantai Unggapan. Pantai ini beda tipislah keindahnya sama Pantai Unggapan. Dan Jembatan Bajol mati menjadi Background berfoto kami selanjutnya. Setelah jeprat - jepret sana - sani. Hasilnya Amazing bin Mantap pokoknya. hehe.
Jembatan Pantai Bajol Mati, di belakangnya adalah Pantai Unggapan
Jembatan Pantai Bajol Mati: Dari kiri: Billy, Vivi, Hilya, Saya dan yang duduk: Eli (Muni)
       Tibalah saatnya kita meluncur ke tujuan utama kami, di Pantai Goa Cina. Untuk memasuki Pantai ini sangat bergelombang jalannya. Banyak batuan besar di kanan kiri kita. Kita menaiki sepeda di kocak - kocak sampai rasa mulai di perut hadir. Maklum Pantai ini masih sedikit yang menjamanya. Sulit buat mobil buat masuk dengan medan jalan segitu bergelombang. Kurang lebih jaraknya dari jalan besar ke pantainya 1 Km. Tibalah kami di parkiran wisata. Cukup luas juga parkirannya dan cukup rame juga sepeda motor yang di parkiran. Cukup dengan membayar 6 ribu rupiah kita bisa menikmati Ciptaan Allah SWT yang begitu indah ini. Hanya satu kata yang terucap di bibir dan secara berulang-ulang saya ucapkan "Subhanallah". Pertama kali saya memijakan di pantai Goa Cina. ketika masuk di jumpahi pula Warung-warung kecil yang berjejeran, rumah warga, dan Musholah kecil yang berukuran 6 x 5 meter. Ada juga pedagang Bakso yang menjajakan jualan. Tapi sayangnya saya nggak mencoba bakso itu, maklum teman - teman langsung menuju tempat yang past buat mengabadikan kenangan kita ini. Kami berjalan ke arah selatan, di tengah perjalanan saya melihat sebuah Goa. Dan ini awal mulanya kenapa nama pantai ini di namai Pantai Goa Cina. Konon katanya di Goa itu telah bertapa seorang berkulit putih dan bermata sipit yang berasal dari cina. Dan ketika bertapa sekian lama, orang cina tersebut menghilang entah kemana. Nggak ada yang tahu hilangnya kemana. Dari situ awal mulanya pantai ini di namakan Pantai Goa Cina. Setelah puas melihat Goa, saya langsung bergegas menghampiri teman-teman saya. Sekali lagi saya berucap Subhanallah. "Inikah ciptaan mu Illahi Robbi". Tanpa basa-basi saya langsung menghampiri teman-teman yang asyik berpose. Ini hasil jepretan jepretannya.

Pantai Goa Cina : Jepretan: Vivi dan yang berpose, dari kiri: Saya, Hisyam, Billy, dan Hilya.
Potret: Dari kiri bersama Saya, Hisyam, Hilya, dan billy.
Potret: Saya bersama Billy Rahman








Setelah capek - capek sesi pemotretan pertama, Ngobrolin 
masa-masa dulu waktu SMA dan celotehan-celotehan 
lelucon. Pokoknya nge-buli si MAT (Julukan Yasin)

Sebelum pulang, ini jepretan sesi yang ke dua. hehehe
                    Dari kiri: Yasin, Vivi, Hilya, Saya, dan Billy.
         Ya cukuplah Potret-potretannya, cukup mengesankan waktu itu bersama teman-teman. Sekitar pukul 5 Sore kami bergegas menuju Parkiran tempat wisata. Kita langsung nge-gas sepeda motor kita masing-masing. Langsung Cus ke Malang. Di perjalanan kita berhenti untuk mengisih bahan bakar motor kita. Kita saja minum masak motor kita nggak. Iya apa iya. hehe. Dan juga kami beristirahat sejenak di Pom tersebut, sembari melakukan ibadah Sholat Magrib dan mencicipi hangatnya Cilok (Pentol kalau di Surabaya). Perjalanan kita lanjutkan, di selah - selah perjalanan teman-teman kebanyakan mengantuk saat mengandarai motor, termasuk saya sendiri. hehe. Apa ini akibat Cilok tadi ya?. haha. Ya nggaklah, Tahu sendiri hawa di Malang itu kayak apa, dingin-dingin gimana gitu, membuat ngantuk. Di samping itu kita kecapekan, Makanya jadi ngantuk ketika di jalan. Setelah beberapa jam di jalan, tibalah kami di Kota Malang. Sekitar pukul Setengah 9 kami tiba di kost-an Eli (Muni). Setelah berpamitan sama Eli, kita bergegas ke kost-an Hilya. Sampailah kita di kost-an-nya Hilya, mereka berdua (Hilya dan Vivi) langsung masuk ke Kost-an. Saya, Billy, dan Yasin menuju ke kontrakannya Yasin, sedangkan Hisyam langsung ke kampus. Katanya sih ada rapat dadakan di Himpunannya. 

        Tak lama kemudian kira-kira pukul 10.00 WIB, kami melakukan perjalanan lagi. Kali ini Wisata Kuliner. Ini permintaan saya langsung, maklum pecinta kuliner. Teman-teman tak ajak ke Ceker Dinamit, tempatnya di dekat Kampus Universitas Malang. Kenapa saya pilih Ceker Dinamit?, Karena saya penggemar berat makanan yang berbahan utama ceker. Ini kali kedua saya menyatroni Ceker dinamit. Rasanya memukau, pedasnya membunuh lidah saya hingga hanya rasa pedas yang di rasa. Duluny saya nggak suka namanya makanan pedas. Awalnya gara-gara ceker Lapindo yang ada di Sidoarjo. Dari situ saya ketagihan makanan pedas. Cukup puas teman-teman ketika tak ajak kesana. Oiyah lupa, saya ke Ceker Dinamit bersama Hisyam, Billy, Hilya, dan Vivi. Yasin dan Eli (Muni) nggak bisa ikut. Yang Yasin ada janji sama teman kampusnya buat Nobar Team kesayangannya "Arsenal" di Alun-alun Batu, Sedangkan yang Eli (Muni) nggak bisa ikut karena kecapekan, dan tengah malam harus ngerjakan tugas kuliahnya. Ya cukup bisa di maklumilah kedua teman kita yang nggak bisa ikut itu. Jujur teman yang bisa ikut itu, merasa keberatan buat berangkat melancong lagi. Khususnya yang cewek, si Hilya dan Vivi. Tahu kenapa?, Karena kecapekan. Tapi Saya, Hisyam, dan Billy memaksanya buat ikut. Kata kita bertiga, kalau nggak ada cewek itu nggak enak. hehe. Yang paling doyan makan cekernya itu si Vivi, katanya si enak. Gimana nggak lahap makannya, lawong dia makannya nggak pedas. Kalau di istilahkan itu Ceker yang level Jongkok. Ada 5 level di ceker lapindo, tapi saya mintak yang level 3 saja. Itu pun sangat menguras keringat saya akibat rasa pedasnya. Tapi semua itu enak lho, pulang ngomong nggak bakal bali, ehh besok-besoknya datang lagi. Tobat sambel itu namanya. hehe.  

        Setelah 2 jam kami asyik bercengkrama sama ceker, kami pun begegas pulang. Mampir ke kost annya Hilya buat mengantar Hilya dan Vivi. Setelah itu kamu bertiga balik ke kontrakannya Hisyam. Nyampek kontrakan saya langsung tidur di ruang tamu, sudah nggak tahu apa-apa setelah itu. Maklum kecapekan berat saya. 

        Pukul 7 saya terbangun, dan lekas ke kamar mandi buat mandi. Bangun-bangun badan rasanya nggak enak semua, dari mandi-mandi di laut kemarinya nyampek kontrakan nggak mandi, malah langsung tidur saya. hehe. Sehabis mandi saya bercengkrama sama penghuni kost salaman sana-sini (Sama teman-temanya Hisyam). Hisyam mengajak saya dan billy Museum Brawijaya. Setelah bayar parkir 2 ribu per sepeda motor. Ehh malah nggak jadi masuk, kami betigah lebih memilih ke pasar Minggunya. Cukup rame pasar minggunya. Ketika kami kesitu, ehh.. malah para sebagian penjual mengemasih jualannya. Masak takut sama kita-kita ini, di kira kita mau menjarah barang jualannya mungkin. hehe.. Alasannya kenapa berkemas para penjual?, karena sudah siang saya kesitunya. hahaha, makanya di kemas jualannya. Tahu nggak apa yang saya dapat dari Pasar Minggu itu? Ya jelas nggak tahulah kalian, kan saya nggak pernah cerita-cerita. hehe. Saya membeli 2 Pigora yang cukup bagus menurut saya. Pigora gaya minimalis yang di tawarkan ke saya. Makanya saya tertarik membelinya. 1 Pigora berukuran besar dengan harga 55 ribu, dan 1 pigora berukuran kecil dengan harga 25 ribu. 

        Setelah puas, kita bertiga langsung bergegas pulang dan balik ke kontrakan. Setelah sampai, lagi - lagi saya langsung tertidur. Kali ini tertidur di kamar teman saya. hehe. Pukul 5 an saya bangun. Bergegas ke kamar mandi dan mandi. Setelah itu siap-siap buat balik ke Surabaya. Sebelum pulang lagi-lagi kita Kuliner lagi. Kali ini nasi Keprek yang kami datangi, katanya temenku di Hilya dan Hisyam, nasi ini sangat terkenal di kalangan Mahasiswa di Universitas Brawijaya dan Malang. Memang sangat-sangat nikmay rasanya di lidah nasi keprek ini. Nggak salah teman saya mengajak orang baru yang pecinta Kuliner seperti saya ini. hehe. Setelah selesai makan, rupahnya saya kaget dengan harga nasih yang saya makan tadi. Tapi ya sudahlah, sebanding dengan cita rasa yang di tawarkan. Jam 8 kurang kami berpamitan dengan teman-teman yang di malang, Hisyam, Hilya, Yasin (Yang ikut Makan). kami pulang jam 8 tepat pulang dari Kedai Nasi keprek. Jam 10.12 WIB Saya, Billy dan Vivi tiba di kost saya. Kok tahu kalau jam 10.12 WIB? Ya tahulah , kan waktu itu saya lihat jam. hehe.. Dan mereka berdua berpamitan setelah mengasihkan pigora yang saya beli di Pasar Minggu. Cukup melelakan sekali perjalanan itu. Ini pengalaman saya dengan teman teman saya. Dan akhirnya saya tertidur di kamar kost an. Lelap dan pulas. Thank sudah membaca, pemgalaman panjang saya ini. hehe..

       Berkunjunglah ke Pantai Selatan Malang, Mata kalian akan di manjakan Keindahan ciptaan Allah SWT. Monggo... Dolen iku enak. hahaha. Nggak akan rugi pokoknya. 



"Tulisan ini saya kirim ke Media Cetak Harian Surya lewat emailnya Harian.surya@gmail.com. semoga muncul di koran harian surya. Amin"





MH.Chifdzuddin
18 Januari 2014 Pukul 21.24 WIB
Kamar Kost Perum IKIP A 165, Gunung Anyar, Surabaya.  




  

Jumat, 17 Januari 2014

Mencari Ilmu dan Harta Untuk Memimpin.

,
     Saya teringat sebuah perkataan seorang Khalifah atau sahabat nabi Muhammad SAW. Beliau adalah khalifah ke 4 setelah Abu Bakar As-Syidiq, Umar Bin Khattab, dan Ustman Bin Affan. Beliau adalah Ali Bin Abi Thallib. Beliau berpesan seperti ini. "Carilah ILMU dan HARTA supaya kamu bisa memimpin. Ilmu akan memudahkanmu memimpin orang-orang di atas, sedangkan harta akan memudahkan orang-orang yang di bawah (Masyarakat Awam)". Setelah saya renungkan, apa yang di katakan itu benar-benar sangat mengenah di pikiran dan hati saya. Terlebih saya ketika mengikuti yang namanya Organisasi, baik di dalam kampus maupun luar kampus. Dari situ saya bisa merasakan menjadi seorang pemimpin itu harus berilmu. Karena kalau nggak berilmu mana bisa kalian mengatur dan memikirkan apa yang kalian pimpin. Karena inti seorang pemimpin (Leader) adalah pengatur dan pemikir. Kalau dalam sepakbola itu di Istilahkan "Playmaker", yaitu pengatur ritme pertandingan. Pemimpin itu pengatur?. Iya, menjadi seorang pemimpin itu harus bisa mengatur anak buahnya, mengatur anggota-anggotanya (Ini belajar ilmu Manajement). Sedangkan Pemimpin Pemikir?, Pemimpin itu harus mempunyai mental pemikir, gimana caranya agar apa yang di amanatkannya itu tetap berjalan dalam koridornya. Soalnya menjadi seorang pemimpin itu nggak mudah. Ada-ada saja kendalanya, ketika kita mau sukses itu (Curhat dikit sih). Dari kendala itu kita bisa belajar banyak hal. Ya nggak?. Saya juga teringat Ucapannya Entreprenuer dan Motivator Mudah yang sangat sukses dengan bukunya yang sangat Inspiratif dan Motivatif (Cewek Bro). Merry Riana namanya. Beliau berkicau pada Twitter seperti ini "Banyak pemimpin yang awalnya di tertawakan sampai di bilang gila. Semua akhirnya bungkam setelah melihat mimpi mereka menjadi kenyataan".  Nah... Perkataan Merry Riana tersebut saya kaitkan dengan organisasi, ternyata sama. Ketika kalian memimpin sebuah Event atau Organisasi kalian pasti mendapatkan kicauan yang kurang mengenakan yang datang di telinga kalian. Tentang kepemimpian kalian yang inilah, itulah. Ya nggak?. Tapi ketika anda sukses dengan apa yang anda pimpin semua akan diam. Dan itu realita yang saya alami ketika saya memimpin. 
 
      Kembali ke Pesan atau Nasehat dari Khalifah Ali bin Abi Thallib. Yang pertama, saya tunjukan bukti kalau Ilmu dapat memudahkan memimpin orang yang di atas. Kalian pernah nggak dengar Istilah atau Ucapan "MENGAKALIH"?. Yaitu seseorang yang memanfaatkan orang lain dengan berbekal kepandaianya. Disini bukan mengakali orang dengan yang tidak baik / kejahatan, tapi kita disini berfikir bagaimana kita bisa memimpin dengan memanfaatkan kepandaian kita. Dan lagi, coba kalian flastback ke belakang, dengan melihat kartun Alidin, atau film-film tentang sebuah Kejayaan suatu Kerajaan. "Para penasehat Kerajaan dapat memerintah Raja dengan Petuah-petuahnya" Iya apa iya?. Loh ini bukti lagi, kalau orang berilmu itu memudahkan memimpin orang yang di atas. Setuju kan?

       Pesan atau Nasehat yang kedua, saya tunjukan kalau Harta dapat memudahkan memimpin orang - orang yang di bawah.  Akan sangatlah mudah mengendalikan orang-orang yang tergiur akan harta, terkadang mereka bersedia di suruh apapun demi menuai sebuah Imbalan. Ini realita di lapangan!. Iya apa iya? hehe. Coba kalian pikirkan, Pemimpin Indonesia itu seperti ini, Money Politk. Mereka memberi uang andil-andil untuk mau memilih pemimpin tersebut. Tapi itu yang salah, Argument saya bukan untuk demikian. Itu cara memanfaatkan yang salah, bukan mengajarkannya malah membodohkannya. Coba kalian baca artikel saya yang lain "Membodohkan Bangsa". Di situ saya berbicara realita pemimpin sekarang di Indonesia. Argument yang  saya mahsutnya begini, Dalam sebuah perusahaan kalau kinerja kalian sangat sumbangtif dalam kemajuan perusahaan yang tempat kalian kerja, pasti petinggi perusahaan akan memberikan kalian Imbalan. Misalnya Promosi jabatan, awalnya hanya karyawan terus mendapat promosi menjadi Manajer. Masih banyak lagi, coba kalian pikirkan. Saya yakin kalian pasti mengerti. 

      Begitulah kurang lebih gambaran arti penting ILMU dan HARTA dalam kehidupan, khususnya yang berkaitan dengan Kepemimpinan. So, kalian harus berlomba-lomba mencarinya. Nggak ada ruginya kok, malah untung yang datang menghampiri. hehehe. Tapi harus kalian ingat, kalian mendapatkan ilmu dengan cara halal, dan kalian harus memanfaatkan ilmu dengan cara yang halal juga. Masuk halal, Keluarnya pun halal. Ingat ya pokoknya. Karena setiap ilmu apa yang kita punya dan setiap harta apa yang kita punya pasti akan di pertanggung jawaban di hadapan sang Kholiq, Allah SWT. Ilmu dan Harta adalah amanat yang di titipka Allah SWT untuk kita tularkan ke generasi penerus kita. Untuk bisa bertanggung jawab di butuhkan bekal Iman yang kuat. bener nggak?. Ngaku deh.. hehe. Orang yang punya ilmu dan harta tapi tidak mempunyai iman, Ibarat orang buta yang tidak tahu jalan. Sebaliknya, orang yang punya iman tapi tidak punya ilmu dan harta, Ibarat orang lumpuh yang tahu dan tidak bisa berjalan. Iya apa iya. Baik sekian dulu dari saya, semoga bermafaat bagi kalian yang membacanya. Jangan lupa tinggalkan goresan sedikit untuk saya. hehe. Maksa dikit. Kalau tulisan saya ada yang kurang. Tolong kasih tahu saya. Terima Kasih. 



MH. Chifdzuddin
17 Januari 2014 Pukul 20.51 WIB
Kamar Kost Perum IKIP No A165, Gunung Anyar, Surabaya.






Kamis, 16 Januari 2014

Resolusi Itu Harus.

,
           Sebelumnya, Assalamualaikum Wr. Wb. Kata Resolusi mungkin sangatlah sering kita dengar akhir-akhir ini. Tahu kenapa? Pertama, Karena berpindahnya tahun dari 2013 ke 2014. Banyak orang yang bertanya pada dirinya sendiri maupun orang lain. Apa resolusimu tahun baru ini (tahun 2014) dari tahun kemarin (tahun 2013)? ya nggak?. Kedua, tahu sendiri kan tahun 2014 ini adalah tahun pesta demokrasi di Indonesia. Banyak calon pemimpin yang berbondong-bondong mendaftarkan dirinya untuk menjadi penyelenggara negara atau yang lebih di kenal "Wakil Rakyat". Banyak yang menggebuh-nggebuhkan masalah resolusi untuk negara kita tercinta ini. Tak ayal mereka menjanjikan segudang janji-janji untuk meresolusi negara dalam mengetaskan kekurangan-kekurangan penyelenggara negara (Wakil Rakyat) yang lalu. Bahkan tak banyak dari mereka yang mengolok-ngolok atas kepemimpinan penyelenggara negara yang lalu. Ya itulah demi mencari simpati rakyat harus saling membunuh satu sama lain. Apakah itu yang di namakan resolusi?. Itulah potret pemimpin kalian di zaman ini. Maaf-maaf ini hanya intermeso sajalah. hehe. Kalau kata Penceramah Khotbah Jum'at. itulah Muqqodimahnya. hehe

        Dalam Resolusi kehidupan, Saya istilakan seperti di dalam bangku kuliah. Kita mengerjakan tugas kuliah dan tugas tersebut kita asistensikan ke dosen pembimbing kita. Dari asistensi itu, kita di perlihatkan kesalahan-kesalahan kita dalam mengerjakan tugas tersebut. Dan memberikan arahan, gimana cara mengerjakan tugas yang benar. Dari kesalahan-kesalahan kita dalam mengerjakan tugas tersebut, lalu dosen menyuruh kita membenarkan tugas tersebut dengan apa yang dosen arahkan. Dosen menyuruh kita membenarkan tugas, Itulah yang namanya Revisi Tugas. Dari cerita itu bisa kita bayangkan dalam kehidupan kita ini. Kita mendapat kritik dari teman-teman kita, terus teman kita mengasih saran maupun arahan ke kita. Akhirnya kita berfikir untuk merevisi sebuah kritik dan saran dari teman-teman kita. Itulah istilah Revisi pada tugas kuliah yang saya sama kan dengan Revisi Kehidupan (Resolusi Kehidupan). Jujur banyak hal yang harus saya lakukan untuk meresolusi dari tahun kemarin (2013) ke tahun ini (2014). Baik dari segi Moral, Agama, Perilaku dan lain sebagainya.

        Sebagai seorang yang di anggap salah (mendapatkan kritik), Tak salahnya kita meresolusi hidup kita. Tapi menurut saya RESOLUSI ITU HARUS. Kita bisa berkaca dari kesalahan-kesalahan masa lalu. Bagaimana cara melakukannya? yang saya lakukan ini sangatlah sederhana dan saya mulai melakukan beberapa bulan yang lalu. Alasan utamanya tercipta seperti ini karena penyesalan saya terhadap deadline tugas di semester 5 ini yang kurang puas (Curhat dikit). Saya meluangkan waktu 1-3 jam untuk berfikir, merenung dan mengevaluasi kesalahan saya selama seminggu. Itu saya lakukan dengan cara yang sangat santai. Diantaranya Sambil jalan-jalan naik sepeda motor keliling kesana kemari (Sambil berfikir) mencari solusi permasalahan. Kalau pikiran buntu, saya selalu meminta saran ke teman atau pacar "Saya harus gimana dalam mengatasi permasalahan saya ini dan sebaiknya ke depan saya bagaimana". Ibarat kata orang sastra "Malu Bertanya sesat di jalan" iya apa iya?. Dari situ saya langsung membuat planing-planing kecil dan saya tulis di Buku planing saya. Buku planing saya yang berukuran A5 ini di dalamnya berisi planing saya jangka panjang maupun jangka setahun ke depan. Lucunya pengen ini atau itu saya tulis juga di Buku Planing. Dari planing saya yang pengen ini itu di tahun 2013, alhamdulillah sudah berjalan 80 %. Nah.. Itulah manfaat yang saya terima setelah membuat planing-planing di awal tahun 2013. Ada 20 % belum saya capai di tahun 2013, itu adalah hutang saya yang harus saya lunasi di tahun 2014. Akhir-akhir ini, buku planing saya mulai rame dengan coretan-coretan saya di awal tahun ini. Saya pengen ini itu saya tulis. Pasti pembaca mengirah ini bukan Buku Planing tapi Buku Diary. Oke saya maklumi, tapi kalian salah besar. Isinya saja beda, kalau Buku Diary kan isinya Curhat-curhatan, tapi kalau Buku Planing isinya Target-target kehidupan.

Potret Isi  Buku  Planing saya:
 "Lembar  keinginan" di tahun 2013.
 yang terstabilo itu yang sudah tercapai.
        Tapi sebelum kalian melakukan resolusi itu, mantapkan niat kalian untuk berubah menjadi yang lebih baik. Kalau bisa, apabila kalian melakukan kesalahan lagi ataupun melakukan kesalahan yang sama anda harus menghukum diri anda sendiri. Ya misalnya dengan anda harus Jalan kaki menuju kampus. Yang biasanya naik sepeda, karena kesalahan kalian harus di wajibkan Jalan kaki. Seperti itu. Hukuman itu tergantung kalian sendiri. Jangan terpaku pada saya. hehe. Di butuhkan konsisten yang tinggi untuk melakukan ini, kenapa?. Ya karena kalian sendiri yang menjalankan dan kalian sendiri yang menilai. Oh Iya, yang utama dari itu semua adalah doa. Kalau kata orang-orang sih Niat dan doa itu selalu berbarengan. Berdoalah kalau kalian bisa melakukannya. Insya Allah mudah dilakukan dengan niat yang kuat. Saran saya juga, letakan kesalahan anda itu pada dinding kamar anda. Belilah kertas berukuran kecil terus tempelkan di dinding kamar anda. Tujuannya buat kalian tahu kalau kalian melakukan kesalahan. Dan hukuman tetap berjalan. Hehe. Monggo di coba, ini sudah saya coba soalnya. Oiyah kertas kecil yang saya mahsut tadi, banyak kok di temukan di toko-toko alat tulis. Kayak punya saya itu berwarna kuning terus persegi, ukurannya 7,5 x 7,5 cm. Nah di belakang itu sudah ada kayak semacam "Solasinya" jadi habis nulis langsung Tempel ke dinding. Banyak macamnya kok, santai saja. Coba kalian cari. 
       
        Jadi intinya tahapan-tahapan Resolusi menurut saya berawal dari: 
(Saya ambil contoh dari resolusi Tugas kuliah di semester lima. Tugas sebelum UTS dan sesudah UAS. Ini tugas besar Mata Kuliah  Perencanaan Irigasi dan Struktur Bangunan Air. Dosen Pembimbing saya Ibu. Ir. Novie Handajani, MT).
1. Timbulnya suatu permasalahan
    Lucu kalau mau meresolusi tapi tidak ada suatu permasalahan. Ya nggak?.   
       Awal timbulnya permasalahan ini dari penyesalan saya terhadap kurang puasnya tugas yang saya kerjakan. Saya asistensi ke dosen tugas kuliah saya 2-4 minggu sekali. Ketika deadline kurang 2 minggu saya kebut siang malam buat ngerjakan tugas tersebut. Tidur cuma 3-4 jam, makan tidak teratur. Menggenjot selesainya tugas. Tugas memang selesai, tapi saya kurang puas dengan hasil kerjaan saya.  
2. Berfikir mengevaluasi.
    Dari sebuah permasalahan pasti akan timbul penyesalan dan akhirnya kita berfikir untuk mengevaluasi.
        Setelah tugas terkumpul, saya berfikir kalau apa yang saya lakukan itu salah prosesnya. Saya tidak punya target-target dalam membuat tugas itu. sehingga tugas yang saya kerjakan itu kurang puas. 
3. Membuat Planing.
    Merencanakan tahapan-tahapan perbaikan dari permasalahan yang timbul.  
       Setelah saya dapat pencerahan evaluasi. di tugas berikutnya saya membuat planing-planing. jadi di setiap sub bab itu saya deadline sendiri selesainya tanggal berapa?, asistensinya tanggal berapa?. seperti ini, "minngu pertama tugas, saya harus selesaikan gambar tekniknya. Minggu ke dua saya harus selesaikan BAB I dan BAB II. dan selanjutnya". dan planing-planing tersebut saya tulis di kertas kecil dan saya tempelkan ke dinding agenda saya.  
4. Finally, ACTION. 
    Mengaplikasikan apa yang saya sudah saya buat atau yang di namakan planing.
         Mungkin dari sini kendalanya adalah dosen. Tahu sendiri kan dosen itu kadang mau ngasistensi kadang juga nggak mau. Target kita yang seharusnya Asistensi tanggal 25, dosen malah meminta tanggal 27. ya seperti itulah kendalanya dalam Action. 

       Gambaran di atas hanyalah sekilas, tidak mendalam dan hanya sebagai contoh nyata yang saya alami. Dalam buku planing saya berhalaman-halaman planing yang saya buat di tahun 2013. Dan target-target apa saja yang sudah saya capai (Berstabillo) dan apa resolusi untuk tahun 2014. Kalian mungkin bisa mengaplikasikan dalam kehidupan kalian. Itu sudah saya lakukan dan terbukti tokcer, setokcer Klinik Tong Fang. haha. Kalian mungkin akan mempertimbangkan membuat rencana hidup kalian. Kalau kalian melakukannya kalian pasti akan kagum pada diri kalian apabila beberapa planing memenuhi target. Baik beberapa hal besar maupun hal kecil yang tercapai. Saya yakini, dengan demikian kalian akan merasa bersemangat untuk melakukannya dan membuat resolusi-resolusi target berikutnya.

       Dengan belajar terus menerus, akan timbulnya suatu resolusi yang secara berkelanjutan. Jadi menurut saya, "sebelum timbulnya resolusi, ada tindakan yang disebut belajar. Belajar dari kesalahan atau pemasalahan di belakangnya".  #mhc

"Orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu, dan orang yang terus belajar akan menjadi pemilik masa depan"
Semoga Bermanfaat buat kalian yang membaca artikel saya ini. Wassalamualaikum. Wr. Wb.


"Tulisan ini di ikutkan dalam Best Article Blogger Energy"


MH. Chifdzuddin
14 Januari 2014 Pukul 19.37
Kantor BNN Kab. Gresik, Lt. 2.
    

Jumat, 10 Januari 2014

Cukrik, Peminum, dan Kebodohannya.

,

       Akhir - akahir ini santer di beritakan di media massa maupun media cetak tentang si Cukrik. Hebat sekali ini Cukrik, melalang buana di media-media. Kalau kata mas Tukul "Wong Deso Rejeki Kota". Ya nggak? Secara, si Cukrik ini di kalangan pemuda menjadi buruan dan menjadi minuman primadona di kalangan pemuda yang labil. Tau nggak kalian si Cukrik ini siapa?. Pasti tahu dong. Kan sering muncul di Tv Nasional maupun Swasta di Indonesia. 

      Isu sosial kali ini, mengangkat isu sosial yang lagi In di Indonesia. Salah satunya si Cukrik ini. Cukrik adalah minuman arak tradisional jawa. Mungkin di kalangan pemuda labil "Nakal", banyak yang tahu spesifiknya Cukrik itu apa. Jujur saya nggak tahu persis kayak apa.Yang pasti baunya nggak enaklah. Tahu nggak metanol?, bahan kimia yang satu ini itu jelas-jelas tidak di konsumsi manusia. Nah... asal kalian tahu di dalam metanol itu kandungannya 70 % - 85 %. Metanol sendiri, kalau di konsumsi terlalu banyak akan bersifat Toksik atau meracuni. Cukrik kan minuman oplosan, yang pencampurannya sendiri sangat ngawur. Makanya takarannya nggak tentu. Beda dengan minuman alkohal yang resmi, kadar alkohalnya tertakar. Sama-sama nggak baiknya sih untuk di minum. hehe.. 

     Korban minuman arak jawa atau yang lebih di kenal Cukrik ini sangatlah banyak, menurut data kepolisian yang di himpun sudah kurang lebih 50 orang yang meninggal gara-gara menenggak barang haram ini dalam kurun waktu setahun ke belakang. "Iki jare nak berita se bung" (Ini katanya di berita bung), maaf tadi bahasa jawa. Maklumlah cukrik sendiri kan dari jawa. haha. Sebenarnya mereka (Peminum) tahu kalau yang namanya Cukrik (Miras) itu berbahaya untuk di konsumsi, Tapi masih saja di konsumsi. Yang goblok itu siapa se?. Padahal dampak Cukrik bisa seumur hidup. Saraf-saraf yang ada di dalam tubuh itu bisa non aktif. Kalian lihat dampaknya di lapangan, Gagal ginjal, kebutahan permanen, rusaknya lambung, rusaknya saluran percenaan dan lain sebagainya. Terbukti dengan meminum Cukrik (Miras) secara berlebih akan mengakibatkan kematian pada peminum. Terbukti juga pemberitaan di sana - sini tentang kematian pemuda sehabis berpesta cukrik (Miras).

   Peredaran Cukrik sendiri secara sembunyi - sembunyi dan hanya peminumsejati yang tahu mendapatkannya. Makanya polisi itu susah menangkap penjual minuman haram ini. Saya pernah mendengar omongan teman kalau tempat penjualan cukrik di Surabaya itu ada di daerah Ngaggel, Kendang Sari. Mereka ngomong seperti itu. Kalau yang di Ngaggel sendiri saya tidak tahu, tapi kalau yang di kendang sari, saya kurang tahu persis. Tapi katanya teman saya itu malah di depan Pos polisi di daerah Kendang Sari, Surabaya. Pos Polisi depannya Rumah Sakit Royal, Surabaya. Harga cukrik sendiri sangatlah terjangkau, berkisar 10.000,- 15.000,- per botol (Ukuran 100 ml). Murahkan? Yaiyalah oplosan gitu loh. di campur sembarangan. Itu hasil saya nguping dari pembicaraan teman-teman saya. Sorry bukannya saya ember, tapi demi kebaikan Umat. hahaha

     Yang lucunya lagi Cukrik di oplos dengan Autan, Soffel (Anti Nyamuk). Saya terheran-heran sampai sekarang Berfikir gini "Autan/Soffel itu buat Lotion anti nyamuk lah kok buat campuran Cukrik. emang di dalam lambung banyak nyamuk ya?". #BerfikirANEH. hehehe. Coba kalian bayangkan saja. bodoh banget kan para peminum itu. Mereka yang peminum itu sudah tak berakal menurut saya, mereka sudah di kendalikan oleh Syaiton yang ada pada diri peminum. Teringat celotehan teman gini "Jadian, makan-makan. Putus Minum-minum (Pesta Miras)". Memang benar tejadi di lapangan sih celotehan tersebut. Jujur teman saya sendiri sudah 3 orang yang mendapat dampak dari menenggak Cukrik ini. Pertama, teman SMA saya. malah dia sampai meninggal di usia mudahnya. Denger kabar dia meninggal pas saya duduk di semester 2. Kedua teman nongkrong saya (Anak Komunitas Mio asal Jember), dia juga meninggal karena sehabis berpesta Cukrik Madura. Awal masuk rumah sakit, tiba-tiba dia itu mengalami kebutaan secara tidak terduga, sontak keluarganya membawanya kerumah sakit. Denger kabar selang seminggu dia Koma di rumah sakit selama beberapa minggu. dan setelah itu dia meninggal dunia. Yang ketiga ini baru-baru ini. saya duduk di semester 5. Ya lagi-lagi habis pesta miras. Lambungnya kenak terus masuk Rumah Sakit. Alhamdulillah teman saya selamat dan sekarang sudah sehat kembali seperti semula. Ya itulah sekelumit cerita yang saya tahu dari pengalaman teman saya seorang peminum. Jujur masih banyak cerita tentang teman saya yang seorang peminum. Ya cukup itu saja yang bisa di share buat pembaca yang budiman. Jujur saja, saya bukan seorang peminum minum-minuman keras kayak gitu. Tapi heran saya, beberapa dari teman saya adalah seorang peminum. Ketika saya mendengar teman saya peminum, saya langsung agak renggangkan untuk berhubungan dengan teman saya yang seorang peminum. Demi keselamatan saya sendiri. Tetap berteman, tapi ingat Agama saya. saling tegur sapa ya masihlah. Namanya juga teman. 

      Saya juga yakin penjual Cukrik itu adalah pedagang kaki lima di pinggir-pinggir jalan, Warung-warung dan lain sebagainya. Saran saya tempat-tempat itu segeralah di sidak. dan jangan sidak sekali dua kali, tapi berkali-kali. biar nyawa ini tidak jadi taruhannya para peminum Miras tersebut. Khususnya pedagang kaki lima itu harus di tertipkan, j
angan sampai berjualan yang melanggar kode etik tata guna lahan. Lahan yang seharusnya untuk pejalan kaki, malah di bikin untuk berjualan. Untuk penjual yang tertangkap sendiri seharusnya di hukumlah yang berat. biar kapok gitu. Sekian dulu dari saya. Semoga bermanfaat untuk kalian yang membaca. Amin.



MH. Chifdzuddin
10 Januari 2014 Pukul 17.50 WIB
Kamar Kost Perum IKIP No. A165



     

You might also like

 

Kubangan Kehidupan Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger Templates

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...