Senin, 06 Januari 2014

Awalnya Manajemen Kontruksi, Kini Rekayasa Transportasi.

,

      Memang bisa di bilang tidak konsisten saya ini. tapi tidak bisa di pungkiri kenapa saya berpindah ke Rekayasa Transportasi. saya mempunyai hobi Jalan-jalan, berwisata. terkadang naik Motor atau yang bisa di bilang Touring, juga pernah menggunakan Moda Transportasi (Kereta, Bis, Angkot dll sebagainya). dari pengalaman saya tersebut, saya berfikir Indonesia ini seharusnya membutuhkan seorang Insinyur Transportasi (Teknik Sipil), Insinyur Planologi untuk mengatasi kesemrawutan Jalan dan Moda Transportasi. saya ambil contoh di Jalanan di Surabaya. angka kemacetan di Surabaya itu sangatlah tinggi. jam - jam kemacetannya biasa dari jam 07.00 - 09.00 pagi dan jam 15.00 - 20.00 (Realita dilapangan). kenapa demikian? itu jam berangkat kerja dan pulang kerja. di samping itu Moda Transportasi saya lihat langsung, kurang peremajaannya Moda Transportasi, Khususnya BUS, ANGKOT, dll sebagainya. sebagian dari Moda tersebut seharusnya di singkirkan dan di ganti yang baru.

Potret Macet di Surabaya
Potret Moda Transportasi di Surabaya
      Sekarang kita tengok ke Pendidikan. Pendidikan Teknik Sipil di Indonesia, sangat berorientasi terhadap pembangunan Gedung. hal ini bisa di lihat dari dominannya SKS wajib tentang struktur, terutama struktur gedung dalam kurikulum S1 Teknik Sipil. Susunan mata kuliah pilihan yang di tawarkan pun demikian. Pilihan paling banyak adalah mata kuliah Pilihan Struktur (Realita Lapangan). 

      Saya sebagai Mahasiswa Teknik Sipil, mengalami sediri minimnya mata kuliah pilihan yang bisa di ambil tentang Rekayasa Transportasi. Hal ini berarti susunan mata kuliah dan kurikulum ini jelek. hanya bagi saya pribadi, terkadang saya menjadi terlalu sempit memandang dunia Teknik Sipil. Mata saya tentang esensi dari Rekayasa Transportasi baru sedikit terbuka ketika saya sudah berada di semester 5 ini. melihat Kondisi lapangan yang sedemikian. Kesemrawutan Jalan Raya akibat Macet dan Moda Transportasi yang kurang memadai.dari sini saya berfikir dan bicara dalam hati saya "Saya Harus Menjadi Insinyur Transportasi".

     Mungkin dengan Tugas Akhir ntar yang saya kerjakan, saya bisa mengira-ngira sendiri, sebenernya seluas apa dunia yang hendak saya masuki ini (Rekayasa Transportasi). Sampai saat ini saya merasa ada 4 bagian  besar dari Rekayasa Transportasi (Dari buku dan artikel yang saya baca). Yaitu: 
1. Ilmu Rekayasa Transportasi, Jalan kereta, Perkerasan Jalan Raya/ semua mata kuliah di Bidang Rekayasa Transportasi (lebih condong Keteknik Sipilan)
2. Ilmu tentang traffic low, micro modelling, strategi optimasi (ini lebih dekat ke ilmu manajement dan            Optimasi, ke khasannya anak Teknik Industri).
3. Ilmu tentang perilaku pengendara, pemilihan Moda Transportasi (Ini lebih dekat ke Ilmu Psikologi)
4. Yang terakhir, Ilmu perencanaan tata wilayah (ini lebih dekat ke Planologi).

      Menurut saya itu 4 cabang ilmu yang membentuk sebuah ilmu baru tentang Rekayasa Transportasi. dan lucunya ke 4 Ilmu adalah ilmu yang pernah singgah di saya. sedikit bercerita saya dulu pengen masuk ke jurusan Psikologi, karena Bapak saya yang seorang Psikolog, dan di Planologi, saya dulu pengen sekali masuk Jurusan ini, awal pertama kali memilih Jurusan. dengan berjalannya waktu saya pindah ke Teknik Sipil atas petimbangan Guru BK di SMA tempat saya belajar dulu. dan yang terakhir ilmu manajement, saya sebelum masuk ke Bidang Rekayasa Transportasi, saya memilih ilmu Manajement Kontruksi. Hehe. Berkat di Rekayasa Transportasi saya bisa bernostalgia dengan ke 4 bidang yang saya inginkan dulu. jujur, ini kok bisa kebetulan seperti ini. 

     Finally, walaupun sebagian besar Universitas atau institusi lain di dunia memasukan Rekayasa Transportasi dalam jurusan atau program studi teknik sipil, kajian sebenarnya lebih luas dan menyangkup beragam ilmu. bahkan di beberapa negara maju. transportasi memang di jadikan jurusan sendiri. mereka melahirkan bukan hanya sekedar Insinyur Sipil, akan tetapi seorang Transportasi. 

Terima Kasih SEMOGA BERMANFAAT. 

M H . Chifdzuddin
06 Januari 2014
Kamar Kost Perum IKIP A165


20 komentar :

  1. Itu banyak isytilah yang ga gue pahamin, coba deh dikasih sedikit penjelasan. Karena yg baca tulisan lo kan bukan cuma anak Teksip doang..

    Bener juga banyak lulusan yg hobi banget bikin bangunan tapi nggak pernah ada yg punya ide mengurai kemacetan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Istilah yang mana bang?. Mungkin saya bisa jelaskan.. Maaf sebelumnya kalau kurang paham. hehe

      Iya. maka dari itu.. Pola manset penddikan di dunia teknik sipil harus di rubah.

      Hapus
  2. gue kurang paham sih sama apa itu rekayasa transportasi, kalo rekayasa perangkat lunak baru wkwkwk...

    di Indonesia kebanyakan buka jurusan teknik sipil, tapi sedikit yg buka jurusan tata kota, biar nggak macet. ia nggak sih ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. beda jurusan kalau perangkat lunak. gantian akunya yang nggak paham.

      memang sih di Planologi atau yang di sebut Tata kota. tapi sipil juga di ajarkan itu semua. yaitu di Rekayasa Transportasi. tapi lebih mendalamnya di Planologi.

      Hapus
  3. macet epeliwel.. oke menurut gue itu pengendara sepeda dengan bus serta mobil sepertinya gak mau kalah akhirnya.. harus ada kebijakan dari pemerintah dan kesadaran para pengguna jalan , jika jalan segitu dibikin one way sepertinya bakal diragukan :3

    jadi kesimpulannya Surabaya gak pernah ada bedanya dengan jakarta :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. makanya sekarang pemerintah mengembor-gembor kan masalah Transportasi Massal. nah tujuannya sendiri mereka para pengendara akan beralih ke Transportasi massal.
      Di Surabaya sendiri akan di bangun Monorail dan Trem. Kalau sudah di bangun, dari sini pemerinta setempat membikik perda-perda. sehingga masyarakat beralih ke Trasportasi Massal tersebut. Insya Allah bisa mengatasi kemacetan kok.

      Hapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. baru tahu ternyata ada jurusan yg memperhatikan masalah transportasi, tapi itu galau banget, pindah jurusan sampe berkali kali gitu??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan pindah Jurusan mas, tetap pada jurusan. Konsentrasi pengambilan Tugas Akhirnya saja yang pindah. di teknik sipil ada 5 Konsentrasi tugas akhir:
      1. Struktur
      2. Manajement Kontruksi.
      3. Rekayasa Transportasi.
      4. Geologi Teknik.
      5. Hidroteknik
      6. Ilmu Dasar (Seperti Matematika, fisika, dan kimia). seperti itu.
      Nah.. saya itu berpindah konsentrasi. jadi Tugas akhir saya ntar bertema tentang Rekayasa Transportasi, bukan bertema Manajement Kontruksi.

      Hapus
  6. heheeey di surabaya juga macet kaya gitu ya ?? -__-
    dampaknya juga ke alam. coba aja nanti misalkan di sby di bangun jalam tol. kurangnya lahan hijau bisa jadi banjir juga kaya dijakarta.
    yaa gak heran sih yaaa bentar lagi kiamat.
    coba tengok masalah ekonomi. PNS Gaji makin naik.. harga makin naik. dan karyawan biasa gajinya pun tetap.
    Masalah kesenjangan sosial, liat aja orang2 kaya pada berebut ngumpulin harta sebanyak banyaknya. sedangkan orang miskin?? untuk makan aja harus mikir berulang kali.
    dan masih banyak masalah yang lainnya. (masalah moral, politik, dll)
    kalo buat transportasi sendiri sih gue lebih setuju larangan membawa mobil pribadi tiap senin-jumat. biar orang2 pada naik kendaraan umum dan pastinya yg trjangkau dan transportasinya di bikin perbanyak muatannya. heheheh ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau menurut saya. Jalan tol memang bukan solusi. kalau di bangun jalan tol, saya yakin malah menjamurnya kendaraan bermotor. ya nggak. di samping itu pemerintah pusat di tahun ini mencanangkan mobil murah. nah ini berbanding terbalik dengan pemerintah daerah yang kondisinya padatpolitan.
      semua itu sudah membudaya di negara kita ini. Solusi kemacetan menurut saya, membangun Moda Transportasi yang Nyaman, murah, dan cepat. di Surabaya sendiri di tahun 2014 akan di bangun megaproyek Moda Transportasi, yaitu Monorel dan Trem. Nah kalau sudah terbangun dan jalan Moda Transportasi tersebut. Pemerintah daerah membuat Perdah sehingga masyarakat berpinda ke moda transportasi massal tersebut. Misalnya:
      1. Dengan meninggikan biaya pajak kendaraan. di jepang sendiri biasa pajak kendaraan ada yang sampek 100 juta an per kendaraan.
      2. meninggikan biaya ongkos TOL.
      3. meninggikan ongkos parkir. misalnya parkir di mall, perkantoran, pusat perbelanjaan.
      4. menindak tegas pengendara kendaraan yang tidak mematuhi peraturan (Polisi). misalnya di sita kendaraannya. dan pengambilannya di permahal. seperti itu..
      itu menurut saya se.. kalau larangan sendiri bawah mobil, itu sulit. karena kenapa? membawa mobil itu hak setiap warga negara. sudah undang-undangnya kok.
      jadi mau nggak mau penyelanggara negara yang menyediakan fasilitas yang memadai, khususnya Moda Transportasi massal tersebut.

      Hapus
  7. ternyata ada juga jurusan yang membahas tentang transportasi :)
    disurabaya emang selalu macet , apalagi pas jam berangkat kerja sama jam pulang kerja ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di jurusan teknik sipil dan Planologi bang di ajarkan.. di dalamnya ada Mata kuliah tentang Rekayasa Transportasi..
      Kok tahu bang?... pkok nya macetnya di surabaya itu jam berangkat kerja dan pulang kerja saja. selainnya jam itu Ramai Lancarlah..
      kok tahu bang? dari surabaya ta?

      Hapus
  8. Aku nggak begitu ngerti dengan jurusan2 yang ada di Teknik Sipil walaupun mantan kekasih ada disana.. wkwkwk
    Tapi bersyukur apa yang kamu inginkan sendari dulu akhirnya terwujud. memang orang hanya berpikir tentang pembangunan-pembangunan tanpa diseimbangi dengan kemajuan yang lain. Gedung2 tinggi pencakar langit nan elok boleh lah tersusun indah, tapi kalo kendaran yang tak berkualitas masih hilir mudik, kan terlihatnnya semrawut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang saya tahu Insinyur-insinyur di Indonesia itu terbaik di Asia tenggara (Detik.com) di bidang pembangunan (Teknik Sipilnya). Di Indonesia sendiri itu seharusnya di butuhkan Insinyur Tranportasi, bukan Struktur.. ya nggak?.. coba kemacetan di Indonesia. miris bangetkan melihatnya. Insinyur Strukur itu sudah banyak. kenyataannya di lapangan Insinyur Transportasi yang kurang.

      Hapus
  9. Finally bukan fanili hahha..ah tpi lu keren dah aware sma hal hal bgini. Gue doakan nantinya lu bisa berguna buat surabaya dn indonesia. Macet kn kamfret bingit

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe. makasih sudah mengoreksinya.. maaf salah saya...
      Iya amin. mohon do'anya... Bismillah...

      Hapus
  10. Surabaya sudah seperti Jakarta yah ternyata. Tapi gak heran juga sih, kan kota besar.
    Dan memang penataan transportasi itu penting banget, apalagi di kota besar seperti sby. Kalo gak di tata, ya tambah semrawut aja deh-_-

    Semoga lulus nanti, bisa menjadi insinyur transportasi supaya dan bisa membuat pembaharuan untuk model transportasi di Indonesia. Aamiin!!

    BalasHapus
  11. Di indonesia gak ada kota yang gak macet, apalagi suarabaya, jakarta, dan lainnya :D

    BalasHapus
  12. wuiihh teknik sipil kerennnn,,, euyy.. ah tapi saya juga kurang ngerti dengan yang ada id sana termasuk mata kuliahnya.. ini aja gak tahu apa maksudnya dengan rekayasa transportasi,,,, itu gunanya untuk apa,,, duhhh di Surabaya juga sering macet ya??

    BalasHapus

You might also like

 

Kubangan Kehidupan Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger Templates

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...