Kamis, 16 Januari 2014

Resolusi Itu Harus.

,
           Sebelumnya, Assalamualaikum Wr. Wb. Kata Resolusi mungkin sangatlah sering kita dengar akhir-akhir ini. Tahu kenapa? Pertama, Karena berpindahnya tahun dari 2013 ke 2014. Banyak orang yang bertanya pada dirinya sendiri maupun orang lain. Apa resolusimu tahun baru ini (tahun 2014) dari tahun kemarin (tahun 2013)? ya nggak?. Kedua, tahu sendiri kan tahun 2014 ini adalah tahun pesta demokrasi di Indonesia. Banyak calon pemimpin yang berbondong-bondong mendaftarkan dirinya untuk menjadi penyelenggara negara atau yang lebih di kenal "Wakil Rakyat". Banyak yang menggebuh-nggebuhkan masalah resolusi untuk negara kita tercinta ini. Tak ayal mereka menjanjikan segudang janji-janji untuk meresolusi negara dalam mengetaskan kekurangan-kekurangan penyelenggara negara (Wakil Rakyat) yang lalu. Bahkan tak banyak dari mereka yang mengolok-ngolok atas kepemimpinan penyelenggara negara yang lalu. Ya itulah demi mencari simpati rakyat harus saling membunuh satu sama lain. Apakah itu yang di namakan resolusi?. Itulah potret pemimpin kalian di zaman ini. Maaf-maaf ini hanya intermeso sajalah. hehe. Kalau kata Penceramah Khotbah Jum'at. itulah Muqqodimahnya. hehe

        Dalam Resolusi kehidupan, Saya istilakan seperti di dalam bangku kuliah. Kita mengerjakan tugas kuliah dan tugas tersebut kita asistensikan ke dosen pembimbing kita. Dari asistensi itu, kita di perlihatkan kesalahan-kesalahan kita dalam mengerjakan tugas tersebut. Dan memberikan arahan, gimana cara mengerjakan tugas yang benar. Dari kesalahan-kesalahan kita dalam mengerjakan tugas tersebut, lalu dosen menyuruh kita membenarkan tugas tersebut dengan apa yang dosen arahkan. Dosen menyuruh kita membenarkan tugas, Itulah yang namanya Revisi Tugas. Dari cerita itu bisa kita bayangkan dalam kehidupan kita ini. Kita mendapat kritik dari teman-teman kita, terus teman kita mengasih saran maupun arahan ke kita. Akhirnya kita berfikir untuk merevisi sebuah kritik dan saran dari teman-teman kita. Itulah istilah Revisi pada tugas kuliah yang saya sama kan dengan Revisi Kehidupan (Resolusi Kehidupan). Jujur banyak hal yang harus saya lakukan untuk meresolusi dari tahun kemarin (2013) ke tahun ini (2014). Baik dari segi Moral, Agama, Perilaku dan lain sebagainya.

        Sebagai seorang yang di anggap salah (mendapatkan kritik), Tak salahnya kita meresolusi hidup kita. Tapi menurut saya RESOLUSI ITU HARUS. Kita bisa berkaca dari kesalahan-kesalahan masa lalu. Bagaimana cara melakukannya? yang saya lakukan ini sangatlah sederhana dan saya mulai melakukan beberapa bulan yang lalu. Alasan utamanya tercipta seperti ini karena penyesalan saya terhadap deadline tugas di semester 5 ini yang kurang puas (Curhat dikit). Saya meluangkan waktu 1-3 jam untuk berfikir, merenung dan mengevaluasi kesalahan saya selama seminggu. Itu saya lakukan dengan cara yang sangat santai. Diantaranya Sambil jalan-jalan naik sepeda motor keliling kesana kemari (Sambil berfikir) mencari solusi permasalahan. Kalau pikiran buntu, saya selalu meminta saran ke teman atau pacar "Saya harus gimana dalam mengatasi permasalahan saya ini dan sebaiknya ke depan saya bagaimana". Ibarat kata orang sastra "Malu Bertanya sesat di jalan" iya apa iya?. Dari situ saya langsung membuat planing-planing kecil dan saya tulis di Buku planing saya. Buku planing saya yang berukuran A5 ini di dalamnya berisi planing saya jangka panjang maupun jangka setahun ke depan. Lucunya pengen ini atau itu saya tulis juga di Buku Planing. Dari planing saya yang pengen ini itu di tahun 2013, alhamdulillah sudah berjalan 80 %. Nah.. Itulah manfaat yang saya terima setelah membuat planing-planing di awal tahun 2013. Ada 20 % belum saya capai di tahun 2013, itu adalah hutang saya yang harus saya lunasi di tahun 2014. Akhir-akhir ini, buku planing saya mulai rame dengan coretan-coretan saya di awal tahun ini. Saya pengen ini itu saya tulis. Pasti pembaca mengirah ini bukan Buku Planing tapi Buku Diary. Oke saya maklumi, tapi kalian salah besar. Isinya saja beda, kalau Buku Diary kan isinya Curhat-curhatan, tapi kalau Buku Planing isinya Target-target kehidupan.

Potret Isi  Buku  Planing saya:
 "Lembar  keinginan" di tahun 2013.
 yang terstabilo itu yang sudah tercapai.
        Tapi sebelum kalian melakukan resolusi itu, mantapkan niat kalian untuk berubah menjadi yang lebih baik. Kalau bisa, apabila kalian melakukan kesalahan lagi ataupun melakukan kesalahan yang sama anda harus menghukum diri anda sendiri. Ya misalnya dengan anda harus Jalan kaki menuju kampus. Yang biasanya naik sepeda, karena kesalahan kalian harus di wajibkan Jalan kaki. Seperti itu. Hukuman itu tergantung kalian sendiri. Jangan terpaku pada saya. hehe. Di butuhkan konsisten yang tinggi untuk melakukan ini, kenapa?. Ya karena kalian sendiri yang menjalankan dan kalian sendiri yang menilai. Oh Iya, yang utama dari itu semua adalah doa. Kalau kata orang-orang sih Niat dan doa itu selalu berbarengan. Berdoalah kalau kalian bisa melakukannya. Insya Allah mudah dilakukan dengan niat yang kuat. Saran saya juga, letakan kesalahan anda itu pada dinding kamar anda. Belilah kertas berukuran kecil terus tempelkan di dinding kamar anda. Tujuannya buat kalian tahu kalau kalian melakukan kesalahan. Dan hukuman tetap berjalan. Hehe. Monggo di coba, ini sudah saya coba soalnya. Oiyah kertas kecil yang saya mahsut tadi, banyak kok di temukan di toko-toko alat tulis. Kayak punya saya itu berwarna kuning terus persegi, ukurannya 7,5 x 7,5 cm. Nah di belakang itu sudah ada kayak semacam "Solasinya" jadi habis nulis langsung Tempel ke dinding. Banyak macamnya kok, santai saja. Coba kalian cari. 
       
        Jadi intinya tahapan-tahapan Resolusi menurut saya berawal dari: 
(Saya ambil contoh dari resolusi Tugas kuliah di semester lima. Tugas sebelum UTS dan sesudah UAS. Ini tugas besar Mata Kuliah  Perencanaan Irigasi dan Struktur Bangunan Air. Dosen Pembimbing saya Ibu. Ir. Novie Handajani, MT).
1. Timbulnya suatu permasalahan
    Lucu kalau mau meresolusi tapi tidak ada suatu permasalahan. Ya nggak?.   
       Awal timbulnya permasalahan ini dari penyesalan saya terhadap kurang puasnya tugas yang saya kerjakan. Saya asistensi ke dosen tugas kuliah saya 2-4 minggu sekali. Ketika deadline kurang 2 minggu saya kebut siang malam buat ngerjakan tugas tersebut. Tidur cuma 3-4 jam, makan tidak teratur. Menggenjot selesainya tugas. Tugas memang selesai, tapi saya kurang puas dengan hasil kerjaan saya.  
2. Berfikir mengevaluasi.
    Dari sebuah permasalahan pasti akan timbul penyesalan dan akhirnya kita berfikir untuk mengevaluasi.
        Setelah tugas terkumpul, saya berfikir kalau apa yang saya lakukan itu salah prosesnya. Saya tidak punya target-target dalam membuat tugas itu. sehingga tugas yang saya kerjakan itu kurang puas. 
3. Membuat Planing.
    Merencanakan tahapan-tahapan perbaikan dari permasalahan yang timbul.  
       Setelah saya dapat pencerahan evaluasi. di tugas berikutnya saya membuat planing-planing. jadi di setiap sub bab itu saya deadline sendiri selesainya tanggal berapa?, asistensinya tanggal berapa?. seperti ini, "minngu pertama tugas, saya harus selesaikan gambar tekniknya. Minggu ke dua saya harus selesaikan BAB I dan BAB II. dan selanjutnya". dan planing-planing tersebut saya tulis di kertas kecil dan saya tempelkan ke dinding agenda saya.  
4. Finally, ACTION. 
    Mengaplikasikan apa yang saya sudah saya buat atau yang di namakan planing.
         Mungkin dari sini kendalanya adalah dosen. Tahu sendiri kan dosen itu kadang mau ngasistensi kadang juga nggak mau. Target kita yang seharusnya Asistensi tanggal 25, dosen malah meminta tanggal 27. ya seperti itulah kendalanya dalam Action. 

       Gambaran di atas hanyalah sekilas, tidak mendalam dan hanya sebagai contoh nyata yang saya alami. Dalam buku planing saya berhalaman-halaman planing yang saya buat di tahun 2013. Dan target-target apa saja yang sudah saya capai (Berstabillo) dan apa resolusi untuk tahun 2014. Kalian mungkin bisa mengaplikasikan dalam kehidupan kalian. Itu sudah saya lakukan dan terbukti tokcer, setokcer Klinik Tong Fang. haha. Kalian mungkin akan mempertimbangkan membuat rencana hidup kalian. Kalau kalian melakukannya kalian pasti akan kagum pada diri kalian apabila beberapa planing memenuhi target. Baik beberapa hal besar maupun hal kecil yang tercapai. Saya yakini, dengan demikian kalian akan merasa bersemangat untuk melakukannya dan membuat resolusi-resolusi target berikutnya.

       Dengan belajar terus menerus, akan timbulnya suatu resolusi yang secara berkelanjutan. Jadi menurut saya, "sebelum timbulnya resolusi, ada tindakan yang disebut belajar. Belajar dari kesalahan atau pemasalahan di belakangnya".  #mhc

"Orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu, dan orang yang terus belajar akan menjadi pemilik masa depan"
Semoga Bermanfaat buat kalian yang membaca artikel saya ini. Wassalamualaikum. Wr. Wb.


"Tulisan ini di ikutkan dalam Best Article Blogger Energy"


MH. Chifdzuddin
14 Januari 2014 Pukul 19.37
Kantor BNN Kab. Gresik, Lt. 2.
    

35 komentar :

  1. Waalaikumsallam warohmatullohi wabarokatu~
    Sakam kenal ka dan salam Blogger Energy\o/

    Bener kak, sya juga sering ngalamin hal pertama. Soal tugas yang haeus si revisi dosen berkali-kali karna salah. Awalnya sya merasa sebal tp setelah baca resolusi kehidupan ini saya baru sadar ternyata ya emg kalo kesalahan seharusnya di perbaiki bukan di biarkan atau bersikukuh mempertahankan kesalahan.
    Saya juga di rumah buat resolusi, tp gak sekomitmen kk. Jadi mau neeusin resolusi ini.
    Trmkasih u/ artikelnya ka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal Juga. sebelumnya thanks banget sudah meninggalkan jejak di Kubangan Kehidupan. hehe.. datang kembali ya? dan tinggalkan jejak disini. :-D
      Jangan anggap sebel, awal keberhasilan adalah ketika kita sudah mengalami kebingungan. Dosen malah senang kalau kita merasa kebingungan. itu bukti kita kalau mau bisa. Jujur saya dapat cacian apalah itulah dari dosen. tapi malah saya termotivasi buat mengerjakan. saya anggap itu pembelajaran. memang kita ini harus mengubah pola pikir kita, bukan merubah aturan yang ada. soalnya kalau merubah aturan ya sangatlah sulit. benar nggak..

      Jujur, saya sangat tersanjung sekali, mendapat apresiasi itu sari kamu. semoga berhasil ya.. belajar konsisten itu memang susah, niatkan kalau kita bisa.. hehe

      Hapus
  2. bener-bener super isi postingannya, memang semua kesalahan itu harus kita evaluasi.
    jangan terus mempertahankan sesuatu yg salah, semoga semua resolusi lu terwujud.

    salam kenal&salam BE, "exchange of energy"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebelumnya terima kasih atas apresiasinya. semoga bermafaat buat kamu ke depannya.
      oiyah thanks juga sudah menginjakan di bumi Kubangan Kehidupan punya saya ini. jangan sungkan-sungkan dan segan untuk datang kembali. hehe.
      AMIN.. dengan niat yang mantap. semua bisa terjadi. apapun itu.\

      SALAM KENAL JUGA Keluarga BE. "Exchange of Energ"y

      Hapus
  3. jadi inget mata kuliah PDCA, : Plan, Do, Check, Action!
    rencanakan dari masalah ada yang salah
    coba lakukan atau buat simulasi
    cek timbul masalah lagi apa enggak, yang kurang bagian mana lalu perbaiki
    dan actiooon!

    oya itu finally kan maksudnya :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah baru tahu saya ternyata ada Mata Kuliah seperti itu. di Jurusan apa itu ya?
      thanks ya sudah mampir dan meninggalkan jejak disini. jangan sungkan-sungkan lho. hehe

      iya. itu salah maaf ya. thanks sudah mengoreksinya. SALAM KENAL KELUARGA BE.

      Hapus
  4. isi postingan ini supeeeer banget berasa kek dapet siraman dari mario teguh._.
    intinya itu gini ya bang, bahwa kita harus belajar dari kesalahan gitu ya?.__.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebelumnya terima kasih ya sudah sempat mampir sejenak. hehe
      bisa di bilang seperti itu isinya.

      Hapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. isi yang berbobot ~ bukan sekedar lisan , namun niat dan usaha juga dilakukan ... jangan melihat kebelakang , namun liatlah apa yang terjadi nantinya

    hhehe salam kenal ya di keluarga BE

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks ya. sebelum terimah kasih juga sudah singga di Kubangan Kehidupan. Jangan sungkan-sungkan mampir lagi. hehe.

      Iya salam kenal juga. Mohon bimbingannya ya kakak. hehe

      Hapus
  7. hmm...itu tulisan yang di miringkan di bagian tahapan resolusi kok berasa kecil-banget ya...bisa dong kalo digedein dikit...

    sipp bener banget...orang yang nggak mau berusaha buat masa depan akan selalu stuck di masa lalu...oiya..aku pernah tau itu kertas kecil itu...semacam sticky note gitu...kalo udah ditulis tinggal tempel...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kecicilan ya? masak nggak bisa bacanya. Oke. bisa di besarkan kok.. Maaf-maf..

      Iya kertas itulah. aku nggak tahu namanya sih.. di belakang kertanya ada tulisannya sih "Post-It"..

      Hapus
  8. Ah gue suka banget gaya lu dan semangat lu yg meletup letup. Gue setuju mutlak kl resolusi itu hrus. Juga, sama bgt resolusi hrus dtulis. Nih dinding gue ud kek lembaran majalah dinding sking byk tempelannya.

    Ad lagi. Jgn lupa berdoaaa biar sll mjdi orng yg bruntung dn keinginannya bsa terkabul

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih. memang lagi semangat-semangatnya, lepas dari keterpurukan (Insyaf). hehe

      Iya ya, emang niat sudah tercantum. tapi ngomongin doa belum. hehe.. tapi menurut saya Niat dan doa itu sejalan kok. istilah kayak pacara. Niat itu gandengannya. Ya nggak?

      Hapus
  9. Itu membuat kali, Bang, bukan membikin ^___^V

    Setiap manusia memerlukan resolusi, entah memperbaiki kesalahan masa lalu, ingin menjadi yang terbaik, atau ada hal lain dari orang itu untuk dibangkitkan (misalnya potensi terpendam yang orang lain belum tahu).

    Sejauh apapun resolusi, seperti di atas sepertinya masih kurang dua poin, niat dan doa.

    Semangat mewujudkan resolusi, dan semoga menang. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang mana yang mana?. tolong tunjukin, biar saya ganti. hehe

      Betul sekali kata-kata kamu. setuju banget pokoknya..

      Iyaps. Niat sudah saya cantumkan pada paragraf ke 4, Kalimat pertama dan ke dua. coba kamu lihat. Kalu doa memang belum sih. Saya mengakuhi itu.. tapi Insya Allah secepatnya saya akan tambahkan.

      Iya semangat Empat lima ini. hehe
      Salam kenal ya.. Anak baru ini saya. :-D

      Hapus
  10. saya juga ada buat resolusi di tahun ini, tapi kata temen
    "resolusi itu sama aja menuliskan kegagalan"

    jadi jengkel sama ucapannya -_- u.u

    btw, salam kenal ya Bang :D saya baru pertama mampir nih ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Temen mu bilang gitu pasti karena resolusinya gagal. Ya nggak?. coba kamu pikirkan.
      nggak usah jengkel, Biarin sajalah.. yang penting kita punya niat mau beresolusi.

      Baik. salam kenal juga.. yang pertamanya ya? semoga nggak terakhirlah.. hehe

      Hapus
  11. keren juga teori lo bray... bisa dijadiin contoh..hehe
    Gue sih juga punya resolusi, tapi penerapannya nggak seniat elo. Mungkin karena itu lah resousi gue tahun 2013 kemaren banyak yang gak tercapai. Karena gue akui, memimpin diri sendiri itu gak mudah..haha

    Oh iya, sekedar kritik, mungkin kata "membikin" yang lo pakek itu lebih bagus kalo diganti dengan kata "membuat". Lebih baku...hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks atas apresisasinya.
      Coba di tulis rencana-rencananya di sebuah buku. biasakan rencana mu di baca setiap mau tidur. Insya Allah inget terus. atau nulis di kertas terus di tempel di dinding. emang awal-awal itu susah. kalau di jalani secara berkelanjutan, Insya allah tercapai. Semangat Bro... You Can Do it..

      Terima kasih banyak atas koreksinya. Pokoknya sangat-sangat membantu saya.. Jangan segan-segan seperti lagi ya. tak tunggu kritik dan saran selanjutnya...
      SALAM KENAL

      Hapus
  12. semoga resolusinya tercapai :)

    BalasHapus
  13. Gue gak pernah nulis resolusi sih, dan jarang nentuin resolusi untuk kedepannya, krna gue menjalani hidup kalem aja... Selema gue senang dan enjoy dgn hidup jd gak mikirin resolusi.

    Tapi boleh dicoba juga tuh, yg ditaruh di kertas2 kecil dan ditempel. Hehe :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tipe - tipe orang kayak ente itu emang seperti itu bang. contohnya temen di kampus. ya sama persis sama abang.. Kayak anak Rege atau anak Uye. hehe. ya nggak..
      Setiap orang berbeda-beda caranya. jadi Nikmati perbedaan itu. Masuk nggak bang. haha

      SALAM KENAL BANG

      Hapus
  14. Wah super sekali ini postingannya, tapi ada.............................. something yang buat saya gigit jari. gaya hidup seseorang memang berbeda-beda dan orang lain tak berhak untuk iut campur tapi ada baiknnya untuk mengingatkan. terobsesi oleh resolusi boleh, tapi jika jatuh hingga akhirnya ini menjadi sebuah Ambisi itu tak baik. Hidup yang terobsesi akan pencapaian = ambisi itu lebih menitik beratkan pada "perfection". sebaiknya "Proses"nya saja yang diambil sebagai hikmah dan embelajaran yg baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebelumnya terima kasih bang sudah menengok sejenak Kubangan Kehidupan.
      Memang se orang ambisius itu ada baik dan buruknya.. Yang saya ambil disini memang prosesnya. selain itu kritik dan saran itu juga saya butuhkan. Tanpa itu kalau kata pepatah Ibarat sayur tanpa garam. Kehidupan tanpa Kritik dan saran akan lempeng saja (Lurus saja), salah benarnya nggak tahu. ya nggak.. kalau memang gagal sebuah ambisi, dari situ kita bisa berfikir. kita evaluasi, apa yang salah dengan cara/pola kita melakukan prosesnya. ya seperti tahapan-tahapan yang saya jelaskan di ataslah..

      SALAM KENAL BANG. Mohon Bimbingannya. saya masih anak Hijau. hehe

      Hapus
  15. Ya, memang benar bahwa mengevaluasi adalah jalan yang paling tepat. karena dengan mengvaluasi kita akan tahu kekurangan dan kesalahan kita. jadi kita akan bisa berkembang dan lebih baik lagi. Dan setelah itu, baru action dari diri masing-masing. tapi terkadang dalam tahap action ini banyak sekali halangannya. etah itu rasa malas atau ada perihal menggiurkan yang lain. maka dari itu, dibutuhkan do'a agar bisa melaksanakannya dengan baik..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setujuh banget banget bro dengan argumentnya. Masuk banget.

      SALAM KENAL DARI SAYA. UNTUK KELUARGA BLOGGER ENERGY.

      Hapus
  16. Waalaikumsalam Emha....
    Muqodimmahnya udah berat aja nih, ngomongin soal wakit rakyat hehehee
    aku jarang menulis ttg resolusi
    btw hal2 yg dilakukan utk mencapai resolusi itu banyak bgt, aku setuju sama "action"
    kalo kita gak berusaha dan beajar terus untuk meraihnya ya ga baka tercapai
    nice quote :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekarang lagi musimnya soalnya, si Wakil Rakyat ini.
      Sebenarnya simple, itu hanya penjabarannya saja. Kalau belum pernah membikin, ayo coba membikin. hehe.

      Hapus
  17. dih, kita sama bang, gue juga selalu nulis daftar impian gue di kertas, bedanya, kalo gue di kertas HVs terus gue tempel didinding kamar. haha. Biar selalu, kebayang terus, :D

    BalasHapus
  18. Gue nggak pernah menuliskan tentang resolusi.
    Kenapa? Gue tau, gue kurang banget masalah konsistensi. Makanya, gue berusaha melakukan yang terbaik ajalah soal perjalanan hidup. Apa yang harus gue jalankan, itu harus bisa maksimal. Cuma itu, aja. Gue gak terlalu memperbanyak harapan. Hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang susih sih kalau awal-awal melakukannya. tapi apa salahnya sih di coba. hehehe..
      Kalau sudah maksimal gimana bang?

      Hapus

You might also like

 

Kubangan Kehidupan Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger Templates

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...